SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Seorang anak di dalam mobil Tesla. (Antara/Tesla)

Solopos.com, JAKARTA – Seorang ibu di California, Amerika Serikat (AS) menggugat Tesla yang dinilainya cacat desain. Ia menuduh mobil Model X memungkinkan putranya yang berusia dua tahun menyalakan kendaraan dan menabraknya ketika ia sedang hamil anak kedua. Laman Carscoops, Jumat (12/4/2024) melaporkan Tesla menyangkal tuduhan tersebut.

Mallory Harcourt adalah wanita yang menjadi pusat dari cerita ini. Dia dan suaminya membeli Model X pada tahun 2018, terutama karena fitur keamanan yang ditawarkan.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Namun, hanya dua hari setelah Natal, kecelakaan yang menimbulkan trauma mendorongnya untuk mengevaluasi kembali keputusan mereka untuk membeli mobil listrik.

Menurut gugatannya, Harcourt tiba di rumahnya pada hari kejadian, dan menyadari bahwa dia lupa meletakkan kunci rumahnya di klinik chiropraktik milik suaminya. Karena putranya membutuhkan popok baru, ia memutuskan untuk membuat tempat ganti popok di garasi rumahnya sebelum pulang.

Dia mengeluarkan tas popoknya dari mobil dan membiarkan pintu pengemudi terbuka. Sementara dia sibuk, putranya berjalan menjauh darinya dan naik ke dalam kendaraan. Setelah menyadari keberadaannya, dia memanggilnya dan mulai berjalan menuju Model X.

Saat berada di ruang kaki kendaraan, anak laki-laki itu menyentuh pedal rem dan menyalakan mobil, menurut gugatan tersebut. Dia kemudian menyentuh tuas persneling, memasukkan mobil ke dalam drive, dan menginjak pedal gas, menyebabkan crossover listrik itu mencapai kecepatan 8 mph (12 km/jam).

Harcourt mengatakan bahwa dia hampir tidak punya waktu untuk bereaksi, dan bahwa dia mendengar tulang-tulangnya patah saat kejadian.

Setelah tetangganya menelepon 911, baru diketahui bahwa panggulnya patah. Dalam keadaan hamil delapan setengah bulan pada saat itu, ia terpaksa menjalani persalinan prematur yang “menyiksa” sepekan kemudian.

Dia juga terpaksa menghabiskan waktu sepekan di rumah sakit, yang menghabiskan biaya pengobatan sebesar USD73.000 (USD) (sekitar RP1,2 miliar), menurut pengacaranya.

Meskipun luka-lukanya telah sembuh, ia mengatakan bahwa ia masih mengalami rasa sakit dan putranya mengalami trauma emosional akibat kecelakaan tersebut.

Pengacara Harcourt berpendapat bahwa meskipun wajar jika seorang balita memanjat masuk ke dalam kendaraan, tidak ada yang menyangka seorang anak dua tahun dapat menyebabkan mobil menyala.

Mereka lebih lanjut menuduh bahwa kecelakaan itu terjadi karena desain Tesla yang tidak aman. Produsen mobil tersebut menolak penjelasan tersebut, dan para pengacaranya berpendapat bahwa cedera yang dialami Harcourt diakibatkan oleh kelalaiannya sendiri karena meninggalkan putranya tanpa pengawasan.

Persidangan juri untuk kasus ini dimulai pada 11 April, dan Harcourt menuntut ganti rugi yang tidak disebutkan jumlahnya untuk biaya pengobatan, tekanan emosional, dan banyak lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya