SOLOPOS.COM - Suharni, 57 (paling kanan), warga RT 019/RW 009, Dukuh Pasekan, Desa Ngabeyan, Karanganom, Klaten, saat seusai menandatangani UGR tanahnya yang terdampak tol Solo-Jogja, di balai desa setempat, Rabu (30/6/2021). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Suharni, 57, warga RT 019/RW 009, Dukuh Pasekan, Desa Ngabeyan, Karanganom, Klaten, mendapatkan Rp2 miliar dari proyek tol Solo-Jogja. Uang itu untuk ganti rugi tanahnya yang seluas 442 meter persegi dan tiga bangunan rumah di atasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, tiga bangunan rumah di lahan seluas 442 meter persegi milik Suharni itu masing-masing ditempati Suharni dan suaminya, anak pertama, dan anak keduanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tiga rumah itu masih dalam satu kompleks. Kedua anak Suharni, masing-masing sudah berkeluarga. Lahan yang ditempati Suharni dan anak-anaknya merupakan tanah warisan dari orang tua Suharni. “Ya, saya memperoleh UGR senilai Rp2 miliar,” kata Suharni, saat ditemui wartawan di Balai Desa Ngabeyan, Karanganom, Rabu (30/6/2021).

Baca Juga: TPU Pasekan Klaten Terdampak Tol Solo-Jogja, 124 Makam Segera Dipindah

Suharni datang ke Balai Desa Ngabeyan untuk teken UGR lahannya yang terdampak proyek tol Solo-Jogja wilayah Klaten. Ia datang ditemani salah seorang anaknya, Rini Ambarwati, 28.

“Sebenarnya kalau disuruh memilih, kami memilih rumah saja. Ini sudah warisan dari tahun ke tahun. Itu ada sejarahnya bagi kami. Berhubung ini proyek strategis nasional, kami ikut pemerintah saja. Kami mendukung proyek jalan tol Solo-Jogja ini,” kata Rini Ambarwati.

Rini mengatakan uang Rp2 milik yang diterima ibunya akan dimanfaatkan untuk mencari lahan baru di tempat lain. Sejauh ini, keluarganya sudah memperoleh lahan seluas 300 meter persegi. Lahan tersebut berjarak dua kilometer dari rumahnya yang terdampak proyek jalan tol Solo-Jogja di Ngabeyan, Klaten.

Baca Juga: Ganti Rugi Tol Solo-Jogja Maksimal Rp2,5  Miliar, Muncul OKB di Ngabeyan Klaten

Terbiasa Dengan Rumah Besar

“Kami masih mencari lahan baru. Harga tanah sekarang juga sudah tinggi. Kami terbiasa dengan rumah besar, makanya kami akan mencari lahan yang luas. Kalau bisa yang depannya ada halaman luas,” katanya.

Rini Ambarwati mengatakan hal yang akan ia kangeni saat meninggalkan rumah di lahan milik leluhurnya, yakni rasa kebersamaan yang telah dibangun bertahun-tahun antarsesama anggota keluarga. Selain itu, Rini harus mempersiapkan diri beradaptasi di lingkungan barunya nanti.

“Kalau di rumah sekarang kan masih satu lingkungan [satu kompleks]. Saya sama kakak dan orang tua dekat. Tiap harinya bisa kumpul. Sebenarnya sudah nyaman. Tapi, besok itu kemungkinan ibu saya di rumah sendiri. Kami juga harus beradaptasi lagi. Itu yang paling susah, berat,” katanya.

Baca Juga: Sehari Tambah 666 Kasus Positif Covid-19 di Klaten, Ternyata Ini Sumber Penularannya

Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Klaten, Agung Taufik Hidayat, mengatakan pembayaran UGR proyek jalan tol tahap I di Desa Ngabeyan totalnya Rp11,7 miliar. Nilai tersebut guna membebaskan lahan sebanyak 13 bidang. Total lahan yang akan dibebaskan di Ngabeyan mencapai 22 bidang.

“Semoga menjadi berkah bagi masyarakat terdampak jalan tol Solo-Jogja. Semoga, hasil UGR dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Kepala Desa (Kades) Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Supriyadi, mengatakan seluruh warga desanya sudah mendukung proyek strategis nasional berupa jalan tol Solo-Jogja. “Di sini semuanya mendukung jalan tol Solo-Jogja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya