SOLOPOS.COM - ilustrasi (obstetriginekologi.com)

ilustrasi (obstetriginekologi.com)

Saat bayi masih di dalam kandungan, tali pusar menghubungkannya dengan plasenta sang ibu. Itulah sumber penghidupan bayi, mulai dari makanan hingga suplai oksigen untuk bernafas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat bayi dilahirkan ke dunia, tali pusarnya bakal dipotong dan disisakan beberapa centimeter oleh dokter. Nah, merawat tali pusar bayi yang baru lahir diakui sebagian orang tua, susah-susah gampang.

Ekspedisi Mudik 2024

Seperti pengalaman Nur Rizqi, 24, pada putri pertamanya. Berbekal anjuran dokter, Rizqi tidak terlalu kesulitan merawat tali pusar sang anak yang kini sudah berusia satu tahun 10 bulan tersebut.

“Kalau merawat tali pusar sewaktu anakku masih bayi, tidak susah ya. Karena saya mengikuti anjuran dokter,” ujarnya saat ditemui dalam sebuah acara di Pendapa Balai Kota Jogja, Senin (18/6).

Kebanyakan orang tua takut memandikan buah hatinya yang masih bayi lantaran tali pusarnya masih basah. Namun, ibu muda ini justru bersikap wajar saat merawat tali pusar sang anak.

”Saat itu merawatnya harus ditutup kain kasa, tapi kalau anakku tidak. Hanya dibiarkan begitu saja, kurang lebih lima hari sudah lepas sendiri. Pesan dokter juga tidak usah diapa-apakan, enggak perlu diberi antiseptik. Mandi juga biasa, tetap kena basah,” paparnya.

Puput atau lepasnya tali pusar bayi, ternyata tidak semua bayi mengalaminya dalam tempo singkat. Pengalaman Rizqi pada putrinya, puputnya tali pusar hanya berlangsung lima hari. Berbeda dengan Titik Puspartiningrum dan Flori Setiarini. Tali pusar anak-anak mereka justru butuh waktu lama untuk puput.

“Dulu merawatnya sesuai saran dokter dikasih alkohol lalu ditutup kassa. Puputnya lama, 10 hari lebih,” ujar Flori saat ditemui Harian Jogja di TK dan SD Tarakanita, Bumijo, Jogja, Kamis (21/6).

Perawatan tali pusar secara tradisional juga pernah dilakukan Titik. Ibu tiga anak ini mengatakan hal itu terjadi pada anak pertamanya. “Saya dulu sempat tinggal di desa, anak saya yang pertama tali pusarnya dirawat menggunakan kunir, seperti kebanyakan orang dulu,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya