SOLOPOS.COM - Petugas menemukan sejumlah barang bukti di kamar indekos terduga teroris berinisial KF, 22, di Kartasura, Sukoharjo, Senin (12/12/2016). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Terduga teroris yang ditangkap di Ngawi, Jatim, Khafid Fathoni, masih tercatat sebagai mahasiswa IAIN Surakarta.

Solopos.com, SUKOHARJO — Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Syamsul Bakri, mengatakan belum memutuskan nasib mahasiswanya, Khafid Fathoni, 22, yang ditangkap Densus 88 Antiteror karena diduga terlibat aksi terorisme.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sampai saat ini Khafid masih tercatat sebagai mahasiswa IAIN Surakarta. “Nanti kalau polisi sudah menetapkan dia sebagai tersangka, KF langsung kami keluarkan dari IAIN,” ujar dia ketika dihubungi Solopos.com melalui telepon selulernya, Kamis (15/12/2016). Baca juga: Terduga Teroris Nur Solikhin Pernah Jadi Teman Kuliah Khafid

Seperti diwartakan sebelumnya, salah seorang terduga teroris berinisial KF, 22, yang dikabarkan sebagai mahasiswa IAIN Surakarta terancam drop out (DO) jika terbukti bersalah. Namun, IAIN masih menunggu kepastian kabar tersebut.

“Berkaitan dengan sanksi DO kami sudah merapatkan hal tersebut. Intinya kampus menunggu surat dari kepolisian. Surat itu yang akan digunakan sebagai dasar pemecatan KF jika terbukti bersalah,” ujar Syamsul Bakri ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/12/2016).

Syamsul mengatakan keputusan akan mengeluarkan Khafid dari IAIN ditetapkan setelah menggelar rapat di antaranya dengan rektor, dekan, wakil dekan, mahasiswa, karyawan, dan sebagainya. Karena itu jika nanti Khafid ditetapkan sebagai tersangka, ia akan langsung mengeluarkannya.

Namun, hingga Kamis, Syamsul belum mendapat kabar tentang status Khafid dari kepolisian. Selain itu orang tua atau kerabat Khafid juga belum ada yang datang ke kampus IAIN.

Dia menambahkan dalam rapat di kampus tersebut dia mengutarakan akan semakin memperketat kegiatan intra kampus. Dengan demikian, jika ada kelompok mahasiswa yang kumpul-kumpul dalam jumlah kecil dan mencurigakan segera ditegur.

Selain itu, ia juga meningkatkan kerja sama pengawasan dengan kampung-kampung di sekitar IAIN yang banyak dihuni para mahasiswanya yang indekos. “Kami meminta kepada warga agar ikut mengawasi lingkungan sehingga kalau ada kegiatan yang mencurigakan mereka kami minta memberi tahu kami,” ujar Syamsul.

Sebelumnya, Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, meminta pemilik atau pengelola tempat indekos di Sukoharjo lebih ketat dalam menerima calon penghuni. Apalagi jika orang yang akan indekos berasal dari luar kota.

“Kalau orang yang akan indekos itu tidak segera menyerahkan identitas diri lebih baik ditolak,” papar dia saat penggeledahan tempat indekos Khafid Fatoni di Kartasura lalu.

Sedangkan Lurah Kartasura, Didik Istiadi, mengatakan adanya penggeledahan tempat indekos di wilayahnya akan dijadikan upaya meningkatkan kewaspadaan. Karena itu dia segera mengumpulkan kembali puluhan pemilik tempat indekos yang terdata di wilayahnya.

Ini juga sebagai upaya antisipasi penyusupan pelaku terorisme yang indekos di wilayahnya. “Kami mengimbau kepada warga kalau ada yang tidak beres, segera laporkan. Kami juga akan menertibkan tempat indekos yang kurang tegas dalam menyeleksi calon penghuninya itu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya