SOLOPOS.COM - Warga mengarak gunungan hasil bumi dan nasi tumpeng dalam acara Garebek Agustusan di Kampung Wahyu Temurun, Tlogosari, Semarang, Jateng, Minggu (28/8/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

IAI Jateng mendukung terwujudnya kampung tematik di Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Tengah (Jateng) menyiapkan 32 arsitek sebagai pendamping pelaksanaan program kampung tematik di Kota Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kota Semarang terdiri atas 16 kecamatan, tiap-tiap kecamatan akan didampingi dua arsitek untuk membantu upaya mewujudkan konsep kampung tematik. “Kami akan menyiapkan 32 arsitek untuk mendampingi pelaksanaan program kampung tematik di Kota Semarang,” kata Ketua IAI Jateng Satrio Nugroho di Semarang, Selasa (15/11/2016).

Menurut dia, sudah ada koordinasi dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berkaitan dengan pendampingan kampung tematik yang segera ditindaklanjuti nota kesepahaman (MoU). “Diharapkan, dengan hadirnya arsitek menjadikan penataan kampung tematik lebih terkonsep dan tertata disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masyarakat setempat,” katanya.

Berbagai aspek, lanjut dia, akan dikonsep dan ditata secara baik, termasuk estetika sehingga akan mampu diangkat dan diramu secara baik dalam penggarapan kampung-kampung tematik. “Misalnya, kampung batik. Pengunjung tidak hanya sekadar datang untuk membeli batik, tetapi juga bisa menikmati arsitektur dan penataan lingkungan yang ada di kampung itu,” katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang terus mendorong pembangunan kampung-kampung tematik untuk mengatasi kekumuhan dan menggerakkan potensi yang ada di lingkungan masing-masing. “Kami terus mendorong kampung-kampung tematik. Di APBD perubahan tahun ini, kami anggarkan kampung tematik untuk 32 kelurahan,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Kucuran anggaran untuk setiap kampung tematik, kata dia, sekitar Rp200 juta sehingga tahun ini setidaknya disiapkan anggaran sekitar Rp6,4 miliar untuk pengembangan 32 kampung tematik. Menurut Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk membenahi lingkungan sekitarnya dan mengangkat potensi lokal yang dimiliki setiap kawasan.

Ia menjelaskan setiap kawasan memiliki potensi lokal yang bisa dikembangkan, seperti kawasan Wonolopo, Mijen, yang berpotensi untuk pengembangan industri jamu dan obat-obatan herbal. “Ya, nanti disesuaikan dengan potensi lokal setempat. Kalau unggulnya di garment, ya, kampung garment, bisa juga jamu seperti di Wonolopo. Sekarang kan sudah ada juga kampung pemuda,” katanya.

Yang jelas, kata dia, keberadaan 32 kampung tematik yang diharapkan rampung akhir tahun ini bisa menjadi embrio untuk pengembangan kampung-kampung lainnya agar lebih indah, bagus, dan tertata. “Rencananya, kami akan tambahin lagi di 100 titik kampung tematik. Anggaran kan sudah disiapkan tahun ini sampai tahun depan untuk embrio. Jadi, tidak ada lagi kampung kumuh,” harapnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya