SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran hutan (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Kebakaran hutan terjadi dua kali di Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI – Sepekan terakhir, dua kawasan hutan di Kabupaten Wonogiri terbakar. Tak ada korban jiwa dalam dua kebakaran tersebut, namun warga diminta tetap waspada karena hutan rawan terbakar saat musim kemarau.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada Selasa (15/8/2017) sore, kebakaran hutan rakyat terjadi di Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri. Sedangkan pada Kamis (17/8/2017) siang, hutan negara di Desa Sindukarto, Kecamatan Eromoko, terbakar. Luas lahan yang terbakar yakni satu hektare. Kebakaran terjadi diduga karena kelalaian warga yang membakar sampah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, meminta masyarakat di sekitar hutan tidak membakar sampah karena dapat menimbulkan kebakaran hutan.

“Musim kemarau hutan rawan terbakar, apalagi kalau ada angin kencang, langsung merembet ke mana-mana,” kata dia ketika dihubungi, Jumat (18/8/2017).

Bambang mengimbau masyarakat, khususnya yang rumahnya dekat dengan hutan untuk lebih peduli. Namun apabila memang telah terjadi kebakaran hutan, hendaknya petugas kehutanan segera ke lokasi dan melaksanakan pencegahan dan pemadaman. “Namun jangan lupa perhatikan faktor keamanan personel, karena itu yang terpenting untuk diri masing-masing,” ungkap Bambang.

Sementara Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan Surakarta, Eka Yuliani, saat sosialisasi penanggulangan kebakaran hutan, di Balai Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Purwantoro, Sabtu (5/8/2017) lalu, mengatakan bencana yang kerap berlangsung ketika kemarau adalah kebakaran. Tidak hanya pemukiman, kebakaran juga sering melanda wilayah hutan.

“Saat ini, sudah musim kemarau. Masyarakat hendaknya ikut peduli terhadap pencegahan kebakaran hutan dengan tidak membuang puntung rokok secara sembarangan di sekitar hutan ataupun hal lain yang dapat menimbulkan kebakaran hutan,” ujarnya.

Informasi yang diperoleh, jumlah hutan negara di Wonogiri seluas 20.023 haktare dan hutan milik rakyat seluas 39.853 hektare. Sedangkan hutan kritis seluas 6.188 hektare.

Potensi kebakaran hutan negara lebih kecil lantaran sudah ada petugas dari Perhutani yang menanganinya. Sedangkan, potensi kebakaran di hutan rakyat lebih besar didukung dengan kelalaian warga saat membakar sampah atau membuang putung rokok sembarangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya