SOLOPOS.COM - Suasana pinggiran Sungai Bodo, dekat Pantai Ayah, Kebumen, Jawa Tengah. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA-Lahan di pinggiran Sungai Bodo, dekat Pantai Ayah, Kebumen, tengah menghadapi abrasi yang parah. Potensi terjadinya badai tsunami yang ditandai dengan gempa bumi di tanah Kebumen, turut memunculkan kekhawatiran bagi warga Kebumen dan sekitar. Namun, kekhawatiran itu kian menipis, dengan adanya lahan bakau nan hijau lebat di wilayah sungai.

“Yang sulit dalam menanam bakau adalah pembukaan lahannya, bukan menanam dan merawatnya. Penanaman pohon bakau sendiri, harus menyesuaikan dengan arah arus sungai,” ungkap Sukamsi, relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kebumen, sang perintis penanaman lahan bakau Sungai Bodo, pekan lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menjelaskan menanam bakau terhitung mudah. Asal, tepat cara penanaman dan pemilihan bibit. Bakau sendiri mulai ditanam dengan buahnya. Untuk menjadi sebuah tunas dalam kurun waktu tiga hingga empat bulan, buah bakau yang terdiri dari lembaga dan batang, dipilih yang sudah memiliki cincin. Kemudian, lepaskan lembaga dari batang, dengan cara menariknya ke arah atas.

“Pilih yang tak terlalu tua, tak terlalu muda. Pisahkan dengan cara mematahkan pangkal lembaga ke arah atas.  Kalau kita memisahkan lembaga dengan cara mematahkan ke arah bawah, kemungkinan calon tunas akan ikut patah. Nah, bila sudah tua, biasanya, buah justru akan jatuh sendiri ke bawah, dan akan tertanam dengan sendirinya,” jelas Sukamsi, yang juga telah membina ratusan anak jalanan untuk ikut merawat lahan bakau tersebut, di bawah Kelompok Pecinta Lingkungan Pantai Selatan (KPL Pansela).

Lahan bakau itu, kini tak hanya menjadi vegetasi di sungai, melainkan menjadi bakal lokasi wisata minat khusus. Misal kegiatan susur sungai dengan kapal motor, per orang akan dikenai biaya Rp10.000. Sementara pengunjung yang menyusuri sungai dan ikut menanam pohon bakau dapat membayar Rp8.000.

Pada tahun 2006, tsunami yang terjadi di wilayah Pangandaran, sempat membabat habis pinggiran Sungai Bodo. Namun saat ini, bila tsunami terjadi lagi, warga Kebumen dan sekitarnya tak lagi perlu khawatir.

“Kalau pagar dari beton, diterpa tsunami, dipastikan hancur. Kalau dari bakau, saya yakin, tak akan habis. Meski kita bersama berdoa, tsunami tak terjadi,” imbuh Sukamsi lagi.

Bakau juga bermanfaat sebagai bagian menjaga keseimbangan lingkungan. Sebab tumbuhan bakau dapat menghasilkan oksigen, menjadi habitat bagi burung, ikan, kepiting dan hewan lain. Apakah DIY segera menyusul dan mengembangkan hutan bakau?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya