SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JOGJA—Hari ini, Selasa (4/9) Universitas Terbuka (UT) genap berusia 26 tahun. Sayang, sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke-45, keberadaan UT belum banyak dikenal dikenal masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, keberadaan universitas tersebut bisa menjadi alternatif pilihan disaat mencekiknya biaya pendidikan tinggi. Dari segi pembiayaan, UT menawarkan biaya lebih terjangkau, murah dan fleksibel dijalankan.

Kepala Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT Jogja, Tri Dyah Prastiti mengatakan sebagai universitas negeri, minat masyarakat untuk mengikuti perkuliahan ditempatnya sebenarnya tinggi. Sayangnya, minat itu hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat.

Hal ini terlihat dengan persentase mahasiwa di tempat tersebut, di mana lebih banyak diisi karyawan, pengusaha, petani, pedagang dan berbagai profesi lainnya yang memilih kuliah tanpa meninggalkan pekerjaannya. “Memang saat ini masih banyak diisi mereka yang telah bekerja, namun ada juga mahasiswa umum lainnya,” kata dia kepada Harian Jogja belum lama ini.

Adanya fenomena tersebut sendiri diakui Dyah karena system pembelajaran yang ditempuh pihaknya. Pada proses perkuliahan di UT, diterapkan sistem jarak jauh dan terbuka. “Jadi tidak harus dilakukan dengan tatap muka, namun bisa lewat modul dan sarana lainnya. Namun, kesempatan tatap muka kepada mereka. Selain itu ditempat kami juga dibuka dua kali penerimaan mahasiswa, yakni semester genap dan ganjil,” tambah dia.

Dengan penerapan sistem tersebut, data di UPBJJ UT Jogja mencatat hingga penutupan pendaftaran semester, Jumat (31/8) lalu sebanyak 440 mahasiswa. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan data mahasiswa diterima pada periode ganjil, mencapai 997 mahasiswa.

Adapun untuk fakultas yang berada di bawah kepemimpinan Dyah ada empat fakultas, yakni Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

“Khusus untuk semester genap kali ini kami membuka tiga jurusan yakni program studi dasar PAUD dan PGSD. Selain itu, kami juga membuka pendidikan dasar untuk non PGSD,” terang Dyah.

Dia menilai meski menggunakan metode perkuliahan berbeda dibandingkan perkuliahan umum, namun UT dinilai cukup efektif dan berhasil dalam mencetak sarjana. Apalagi, saat ini banyak lulusan UT berprofesi sebagai sebagai pegawai negeri. Tak hanya itu, jaringan alumni dari UT juga telah berjalan maksimal.

“Semua ini berkat kerja sama yang kami jalin dengan Biro Kepegawaian Daerah (BKD) dan sejumlah instansi. Apalagi, secara legal kami adalah perguruan tinggi negeri,” jelas dia. 

Ikut SNMPTN

Sementara untuk memaksimalkan peran dari UT, Dyah mengungkapkan jika saat ini pihaknya lebih terbuka. Dimasukkannya, program UT dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012, diharapkan kian membuka peluang bagi calon mahasiswa untuk menempuh perkuliahan di UT. Apalagi pada SNMPTN 2012 kali ini terdapat bea siswa dan bidik misi khusus untuk daerah Jawa Tengah dan Luar Jawa sebanyak 6.000 mahasiswa yang memilih UT pada seleksi tersebut.

“Ini sudah mulai diberlakukan. Jadi, kami tinggal maksimalkan sosialisasi dan promosi saja. Selain itu, system kelulusan ditempat kami juga telah dirubah, yakni tidak hanya menggantungkan pada nilai akhir, namun juga kontribusi tutor. Jadi kalau dulu berkembang anggapan gampang masuk namun sulit keluar, hal itu tidak akan berlaku lagi,” pungkas Dyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya