SOLOPOS.COM - Ilustrasi bendera merah putih tanda persatuan Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara)

HUT RI disongsong Keuskupan Agung Semarang dengan menerbitkan surat gembala Hari Kemerdekaan.

Semarangpos.com, MAGELANG — Keuskupan Agung Semarang mengeluarkan Surat Gembala Menyambut HUT ke-71 RI. Surat Gembala bagi umat Katolik di wilayah pelayanan Keusukpan Agung, sebagian Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain mendorong umat Katolik terlibat nyata dalam pembangunan Negara Kesaruan Republik Indonesia (NKRI).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Umat Katolik melalui keterlibatan nyata, ikut mengawal pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tulis Administratur Diosesan Keuskupan Agung Semarang (KAS) Romo F.X. Sukendar Wignyosumarta dalam surat yang diterima Kantor Berita Antara di Magelang, Minggu (14/8/2016).

Surat gembala tersebut dibacakan atau diterangkan oleh para imam kepada umat Katolik di berbagai gereja KAS pada misa kudus bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Sabtu-Minggu (13-14/8/2016). Berbagai tindakan konkret untuk mendukung dan mengembangkan semangat kecintaan pada Tanah Air perlu disusun serta diagendakan secara terencana dan terukur.

Lima poin disampaikan Romo Sukendar dalam surat gembala itu, yakni menyangkut kesejahteraan rakyat, pengembangan hidup bermartabat, menyatakan semangat iman kepada Allah yang satu, menjadi warga negara yang terlibat, dan mengisi setiap momentum dengan kegiatan positif. Upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kata dia, berlaku adil dan benar dalam membuat regulasi kebijakan dan pengadilan serta mengentaskan mereka dari kemiskinan perlu menjadi penegasan setiap pribadi.

Moralitas bangsa, menurut dia akan makin maju bila didukung dengan penghargaan martabat manusia yang dari generasi ke generasi perlu diajarkan, sedangkan berbagai tindakan yang merendahkan martabat pribadi perlu diganti dengan menghormati setiap pribadi dimulai dari habitus baik dalam keluarga maupun lingkungan sekitar.

Ia menjelaskan upaya menyatakan semangat iman kepada Allah yang satu perlu terwujud diawali dari semangat Bhinneka Tunggal Ika. “Kita kukuhkan Indonesia yang satu. Satu hati, satu bahasa, satu pengharapan, satu Tuhan Yang Esa bagi semua. Meski berbeda agama, ras, dan suku budaya, kita adalah umat yang satu dan sama di hadapan Allah Yang Esa,” katanya.

Romo Sukendar juga mengajak umat untuk memanjatkan doa setiap tanggal 17 dalam bulan, selama sembilan kali, mulai 17 Agustus 2016 hingga 17 April 2017, sebagai ujub doa bersama bagi bangsa dan Tanah Air. Terkait dengan rencana Pemilihan Kepala Daerah 2017 di sejumlah daerah di Provinsi Jateng dan D.I. Yogyakarta, KAS mendorong umat Katolik ikut dalam proses mewujudnyatakan perubahan, pembaruan, dan kemajuan dengan mendampingi serta mengawal jalannya pesta demokrasi tersebut agar berjalan dalam “rel kebenaran”.

Ia menjelaskan bahwa keberanian terlibat dalam tugas penyelenggaraan pilkada di setiap tingkatan maupun sebagai pengawas dalam Bawaslu, akan menghasilkan produk pemilihan yang bermutu. “Saya berharap umat Katolik KAS akan dapat menjadi pemilih yang cerdas dan aktif terlibat di dalam prosesnya,” ujarnya.

Ia mengharapkan “Bulan Kemerdekaan” sekaligus sebagai Bulan Ajaran Sosial Gereja itu menjadi kesempatan umat untuk kiprah kebangsaan dan kegiatan bersama masyarakat, seperti upacara bendera, tirakatan kemerdekaan, dialog atau sarasehan kebangsaan, ataupun tindakan sosial kemasyarakatan lainnya, sedangkan kegiatan kreatif dan melibatkan masyarakat akan memberikan daya ubah yang berguna bagi bangsa dan negara.

Pada kesempatan itu, dia juga mengemukakan bahwa hingga saat ini bangsa Indonesia masih mengalami hambatan kemerdekaan sejati karena berbagai persoalan yang belum bisa diurai secara tuntas. “Selain persoalan ekonomi, politik, tenaga kerja, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan pembangunan daerah-daerah pinggiran, ada persoalan moralitas kehidupan dan kemanusiaan. Kasus-kasus korupsi, kemiskinan, ketidakadilan, kekerasan terhadap perempuan dan anak, pornografi, perdagangan manusia, narkoba, dan ketidaksetiaan dalam rumah tangga masih terus terjadi,” katanya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya