HUT PSIM: Syukuran Sederhana Penuh Harapan

Rabu (5/9), sekitar pukul 17.00 WIB, langit sore di atas wisma pemain PSIM yang berada di kawasan Baciro, Jogja, mulai redup ketika tiga orang yang mewakili manajemen PSIM dan beberapa staf karyawan tertunduk.

Direktur Teknik Dwi Irianto, Media Director Ajiek Tarmidzi serta Direktur Keuangan Sudjut Dwi Utomo menengadahkan telapak tangan mereka seraya mengamini setiap lantunan doa yang keluar dari mulut pemimpin doa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di hadapan mereka, sebuah tumpeng sederhana dan kertas putih bertuliskan Ultah ke-83 PSIM menjadi saksi keteguhan hati orang-orang yang masih menaruh peduli dengan klub kebanggaan kota Jogja itu.

Tak ada dentuman musik, pun riuh suara sendok dan piring beradu. Hanya tawa dan candaan khas yang meriuhkan suasana penuh khidmat itu.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ulang tahun PSIM ke-83 kali ini dirayakan dengan sederhana. Hanya sebuah tumpeng dan beberapa kardus air minum kemasan yang menjadi hidangan di sela-sela candaan khas manajemen PSIM.

Meski sederhana, acara yang lebih pantas disebut syukuran daripada perayaan tersebut sarat dengan lantunan doa dan harapan. Sepanjang musim kompetisi lalu (2011/2012), PSIM tak henti-hentinya didera cobaan. Hingga puncaknya adalah ketika manajemen manyatakan tak ada lagi pundi rupiah tersisa, bahkan sekadar memenuhi pembayaran gaji pemain. Mereka pun terpaksa memutus kontrak seluruh pemain lebih awal.

”Tidak ada pemain, tidak ada suporter. Karena itulah perayaan kali ini sepi sekali. Meski kecil-kecilan dan sangat sederhana. Ibarat manusia, sebenarnya kami ini sudah mati, mas,” ujar Dwi Irianto, Direktur Teknik PSIM.

Mbah Putih, begitu sapaan akrabnya, berharap syukuran ulang tahun ini tak hanya menjadi simbol pengingat bahwa PSIM telah berusia 83 tahun saja. Lebih dari itu, ia berharap acara itu menjadi momentum untuk mengevaluasi PSIM secara keseluruhan.(ali)