SOLOPOS.COM - Suparmo [kiri] bersalaman dengan Hasto Wardoyo, salah satu murid yang pernah dia didik di SD Negeri 3 Sermo, Kulonprogo. Foto diambil pada Jumat (20/11/2015) lalu. /(Istimewa/Dok.Humas&TI Setda Kulonprogo)

HUT PGRI diperingati Bupati Kulonprogo dengan mengunjungi 3 mantan gurunya

Harianjogja.com, KULONPROGO- Barangkali, kebahagiaan sekaligus kebanggaan seorang guru adalah ketika melihat anak didiknya menjadi orang sukses. Bagaimana kesan mereka jika memiliki murid yang akhirnya menjadi seorang kepala daerah?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suparmo tidak bisa mendeskripsikan rasa syukur ketika kembali bertemu dengan Hasto Wardoyo, Jumat (20/11/2015). Dia seakan tidak percaya jika mantan muridnya di SD Negeri 3 Sermo yang kini menjabat bupati Kulonprogo akan datang ke rumahnya di  Dusun Ngaseman, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo.

Suparmo masih ingat bagaimana Hasto kecil di SD. Tidak hanya cerdas, muridnya itu juga sopan dan penurut. Pria yang sudah pensiun sejak 2005 lalu itu bahkan ingat jika Hasto pernah memelihara kambing saat kecil.

Suparmo senang karena banyak muridnya yang sukses berkarya. Ada yang mengikuti jejaknya menjadi guru, polisi, atau bahkan menjadi pemimpin seperti Hasto.

Dia hanya berharap, Hasto menjalankan tugas dengan amanah dan memberikan perhatian yang besar kepada kemajuan pendidikan di Kulonprogo. “Ini jadi kebanggaan dan kesenangan guru saat mengetahui muridnya berhasil di masa depan,” kata Suparmo.

Suko Mulyono menjadi guru kedua yang ditemui Hasto. Pria yang pernah mengajari Hasto matematika di SMP Negeri 1 Kokap itu kini dipercaya menjadi kepala SMP Negeri 1 Temon.

Saat itu, Suko adalah sosok guru muda yang selalu semangat dan penuh inovasi. “Kami kagum karena waktu itu banyak guru yang tidak betah di Kokap,” komentar Hasto.

Suko pun bangga dengan capaian yang diraih Hasto. Dia berharap, mantan muridnya itu tidak melupakan semua proses dan perjuangan untuk menjadi sukses. “Sejak dulu memang anak yang prihatin. Jika tertinggal angkutan ya harus jalan kaki,” ujar dia.

Guru terakhir yang dijumpai Hasto hari itu adalah Jiyono. Dia kaget begitu mengetahui tamunya adalah seorang bupati. Sebab, sebelumnya dia hanya diberitahu jika akan ada petugas yang datang untuk keperluan pengisian angket terkait peringatan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

“Tadi dapat pesan kalau saya tidak boleh pergi sehabis salat Jumat,” tutur pria yang pernah mengajar Hasto di SMA Negeri 1 Wates itu.

Sementara itu, Seksi Pendidikan Kebudayaan PGRI Kulonprogo, Nuri Mahayati mengatakan, kunjungan hari itu merupakan bagian dari program bakti guru. Dia berharap masyarakat umum juga bisa menjalin silaturahmi dengan para mantan guru masing-masing.

“Ini salah satu bentuk bakti murid kepada guru. Setidaknya menjadi wujud rasa hormat kepada para guru,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya