SOLOPOS.COM - Sebuah pertunjukan pembuka memukau warga masyarakat dalam perhelatan Wayang Jogja Night Carnival yang digelar dari Jalan Jenderal Sudirman, Tugu Pal Putih dan berakhir di Jalan Margo Utomo, Yogyakarta, Jumat (07/10/2016)malam. Pawai budaya bertemakan wayang itu diikuti sebanyak 14 kecamatan di Kota Yogyakarta sebagai penanda puncak acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jogja ke-260. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

HUT Kota Jogja dihadiri ribuan orang.

Harianjogja.com, JOGJA — Ribuan warga Jogja dan sekitarnya memadati kawasan Tugu Jogja, Jumat (7/10/2016) malam untuk menyaksikan pawai budaya bertajuk Wayang Jogja Night Carnival. Tontonan gratis semarak pesta rakyat ini menjadi puncak acara Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jogja ke-260.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

(Baca Juga : HUT KOTA JOGJA : Panah Macet, Sultan & Walikota Terpaksa Lempar Anak Panah)

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi peringatan HUT Kota Jogja ke-260 dikemas sebagai pesta rakyat dalam bentuk arak-arakan wayang. Karena menurutnya dunia seni penuh dengan kreatif tak terbatas.

Menurut Sultan, karena seni tak ada matinya, sifatnya yang universal saling silang adopsi dan adaptasi, akulturasi. Demikian juga dengan wayang Jogja merupakan ajang interaksi antar budaya dengan media modern karnaval dalam bentuk street art.

“Karnaval ini diharapkan menjadi hiburan spektakuler sekaligus mengukuhkan kota jogja sebagai kota budaya dan berperadaban penuh toleransi untuk menyejukkan dan mengikis intoleransi yang terjadi di titik-titik tertentu,” kata Sultan.

Walikota Jogja Haryadi Suyuti mengatakan tema Wayang yang dikemas dengan ragam modivikasi merupakan ekpresi dan karya warga Jogja yang tertuang dalam pentas seni rakyat tersebut. Wayang sebagai tema dipilih karen wayang bisa diartikan sebagai narasi yang mengisi kehidupan semesta, sehingga diharapkan dapat membuat Jogja menjadi lebih baik dan bersama-sama membangun keselarasan untuk kemakmuran bersama.

Haryadi juga berharap karnaval wayang dapat memberikan tuntunan dan tontonan bagi masyarakat sekaligus mengeratkan hubungan antara masyarakat, pemerintah maupun  swasta.

Simbolisasi pembukaan acara dilakukan dengan memanah tugu oleh Sultan dan Haryadi. Namun tiga kali besutan anak panah tidak bisa terlepas dari panahnya. Akhirnya anak panah dilempar langsung dengan tangan. ?Kemudian pertunjukan pembuka didahului atraksi Bagavad Gita. Sebuah pertunjukan yang menceritakan Arjuna akan berperang melawan Kurawa. Namun Arjuna bertanya kepada Kresna yang menjadi kusir keretanya “Kenapa aku harus berperang melawan saudaraku sendiri?” tanya Arjuna.

Kresna pun menjawab “Darmamu sebagai satria adalah melawan kebatilan. Kalau engkau tidak mau berperang turunlah dari keretaku”. Pertunjukan tersebut sebagai gambaran seorang yang punya darma h dijalankan sunggug-sungguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya