SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

HUT Kemerdekaan RI salah satunya diperingati dengan upacara unik di Kali Boyong

Harianjogja.com, SLEMAN- “Merdeka, merdeka, merdeka,” seru ratusan warga dengan lantang. Sembari mengangkat bendera merah putih plastik di tangan, ratusan warga Dusun Wonorejo Ponggol, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem terus memandang Sang Saka Merah Putih yang terbentang di depannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari balita hingga lanjut usia, antusias mengikuti acara penghormatan bendera  di tengah Kali Boyong itu. Mereka datang dengan berjalan kaki dari kampungnya yang berjarak 1 km. Mereka berpakaian sesuai profesi masing-masing. Namun rata-rata mengenakan pakaian biasa karena mayoritas warga adalah petani.

Sugi Wiyono, 80, seorang nenek renta yang datang mengenakan kebaya sederhana lengkap dengan jarit itu, berada di antara warga lain yang usianya jauh lebih muda. Tanpa rikuh dan malu, ia berjalan mengenakan caping sambil terus mengibaskan bendera kecilnya. Sesekali ia duduk untuk beristirahat jika nafasnya mulai terengah.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tahun wingi mboten enten, nembe sakniki mawon. Nggih kepingin ndelok pitulasane [Tahun kemarin tidak ada acara serupa di Kali Boyong, baru sekarang saja. Ingin melihat acara 17-annya],” ucap Mbah Sugi.

Di antara ratusan warga yang lain, juga ada alat pertanian traktor yang sengaja dibawa. Traktor itu menyiratkan makna bahwa warga sangat bergantung pada salah satu alat pertanian itu. Meriam dari bambu petung atau yang biasa disebut dengan long bumbung juga turut mengisi kemeriahan acara pada Senin (17/8/2015) sore. Saat warga meneriakkan kata merdeka, dentuman meriam terdengar menggema di areal Kali Boyong.

Setelah melakukan penghormatan kepada bendera, warga pun bergerak ke arah Sendang Bagong yang lokasinya hanya berjarak 100 meter. Mereka duduk dan memanjatkan doa bersama di depan sendang yang tak pernah mengering itu.

Usai doa, sang ketua panitia Slamet Riyadi mulai unjuk bicara di depan warga.
Ia mengungkapkan alasan memilih Kali Boyong sebagai tempat perayaan HUT RI tahun ini.

“Di sini ada umbul [sumber air] yang menjadi sumber rejeki bagi hidup kita. Dari anak-anak hingga simbah-simbah merasakan manfaat air ini. Kita pilih tempat ini sebagai ungkapan syukur atas pemberian Tuhan yang boleh kita terima setiap hari,” ungkapnya.

Sendang Bagong juga berjasa besar bagi petani di Wonorejo. Pertanian mereka subur dan menghasilkan panen yang melimpah berkat air yang selalu mengalir.

Teringat dibenak Kepala Dusun (Kadus) Wonorejo Monica Esti bahwa lima tahun lalu sendang dan umbul di tengah Kali Boyong itu tertutup material Gunung Merapi.

Erupsi 2010 yang melululantakkan sendang hingga medan wisata susur sungai di tempat itu, membuat warga kehilangan sumber air dalam beberapa waktu yang lama. “Dengan proses panjang akhirnya [sendang] bisa dibuka dan material bisa dimanfaatkan warga pedukuhan ini lagi,” kata Esti.

Usai doa dan sambutan, warga riuh memperebutkan doorprice yang dibagikan oleh panitia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya