SOLOPOS.COM - RENUNGAN SUCI

HUT Kemerdekaan RI menjadi momentum untuk menggelorakan semangat kepahlawanan pada generasi muda

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Sosial (Dinsos) DIY terus berupaya mengupgrade semangat kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan terutama di kalangan pemuda. Edukasi dilakukan secara rutin kepada pelajar di DIY meski tidak termasuk dalam momentum peringatan kemerdekan Indonesia.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Kepala Bidang Pengembangan Sosial Dinsos DIY Agus Setyanto menjelaskan, sesuai dengan dasar negara Indonesia, di dalamnya mengandung berbagai nilai penting dalam berkehidupan.

Selain kepahlawanan, namun juga keperintisan dan kejuangan. Oleh karena itu dalam mengisi kemerdekaan bisa dilakukan dengan mengimplementasikan semangat itu dalam kehidupan.

“Seperti kesetiawanan sosial, selain itu dalam mengisi kemerdekaan dengan melestarikan nilai seperti halnya pahlawan merebut kemerdekaan, ada nilai juang dan keperintisan,” terangnya, Jumat (19/8/2016).

Ia menambahkan, upaya yang dilakukan Dinsos DIY antara lain, memberi edukasi kepada para pelajar, baik dari tingkap SLTP maupun SLTA, dengan memberikan materi maupun contoh tentang nilai kepahlawan keperintisan kejuangan. Langkah itu ditempuh melalui tim Dinsos DIY yang bertugas di Taman Makam Pahlawan (TMP).

“Melalui TMP pelajar kami berikan pengenalan kepada para pahlawan yang ada di TMP dan sekaligus edukasi pendidikan kepahlawanan keperintisan. Nilai itu diantaranya persatuan rela berkorban, kemanusiaan, cinta tanah air, kegotongroyongan, itu harus selalu ditanamkan pada generasi, itu termasuk mengisi kemerdekaan,” kata dia.

Giat itu dilakukan dengan bekerjasama bersama sekolah-sekolah di DIY. Tim dari TMP mendatangi sekolah maupun sebaliknya dalam rangka penanaman nilai tersebut. Meski demikian tidak menutup kemungkinan cara itu juga bisa diberikan pada kalangan dewasa. Cara itu diharapkan agar nilai kepahlawanan tidak luntur di tengah perkembangan teknologi informasi. “Kami menyasar semua sekolah di DIY,” kata dia.

Selain hal itu, lanjutnya, melihat perkembangan permasalah sosial serta tantangan penanganan, maka diperlukan penyuluhan sosial. Langkah itu dinilai sebagai gerak awal maupun gerak dasar dalam setiap aspek kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial.

Melalui penyuluhan sosial diharapkan masyarakat memahami dan bersedia berpartisipasi dalam penanganan masalah sosial. Penyuluhan juga dinilai sebagai proses perubahan perilaku, bahwa penyuluhan tidak sekedar menerangkan tetapu untuk perubahan perilaku dari sasaran komunikasi ke arah lebih baik.

“Proses perubahan perilaku itu menyangkut pengetahuan, nilai, sikap, ketrampilan dalam bidang kesejahteraan sosial. Sehingga mau dan mampu melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. Ini merupakan implementasi filofoi golong gilig yang bermakna nyawiji empat pilar dalam penanganan masalah sosial yaitu, pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan perguruan tinggi,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya