SOLOPOS.COM - Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo (kiri) menjadi instruktur upacara HUT RI ke-70 di Minumen Plataran Selomartani, Kalasan, Senin (17/8/2015). /Harian Jogja-Bernadheta Dian Saraswati

HUT Kemerdekaan RI di Kalasan diperinngati dengan upacara bendera di Monumen Plataran

Harianjogja.com, SLEMAN-Ada yang berbeda dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-70 di Monumen Plataran, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan kali ini. Biasanya upacara hanya dipimpin perangkat desa, kali ini ada mantan Bupati Sleman Sri Purnomo (SP) yang turut hadir. Lebih dari itu, ia juga bertindak sebagai instruktur dalam upacara Bahasa Jawa itu.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Tak biasanya pula, SP datang lebih awal, 30 menit sebelum upacara dimulai, ia sudah duduk di kursi tamu. Dulu saat masih menjabat Sleman 1, ia jadi tamu terakhir yang datang. Saat semua undangan sudah menempatkan diri, ia baru datang dan acara pun bisa dimulai. Namun kali ini SP datang lebih awal bahkan lebih dulu daripada Camat Kalasan, Samsul Bahri dan para kepala desa (kades) di Kalasan.

Kedatangannya bukan untuk berkampanye atau menjaring suara untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada). Namun ia mengaku datang karena diundang oleh masyarakat sekitar. “Diminta masyarakat untuk mengikuti upacara di sini. Biasanya di pemerintahan sekarang diminta masyarakat berbeda,” ujar dia beralasan, Senin (17/8/2015).

Ia sendiri mengaku ada yang berbeda dengan peringatan HUT RI kali ini. “Biasanya dijadwalkan protokoler sekarang mengatur sendiri,” ujarnya.

Dalam upacara tersebut, SP tampil mengenakan setelan jas hitam. Tampak berbeda dengan peserta upacara lain yang mengenakan pakaian adat Jawa. Dalam pidatonya, ia berpesan agar para pelajar mau meneruskan perjuangan pahlawan dengan belajar giat. Pun dengan para profesional agar semakin mencintai pekerjaan masing-masing. “Mari isi pembangunan bangsa dengan belajar,” ajaknya pada ratusan warga Plataran dan sekitarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Upacara Nuril Huda mengaku, kedatangan SP dalam upacara tersebut memang sengaja diundang. Menurutnya kedekatan dengan warga yang telah terjalin memudahkan mereka untuk mengundang orang yang pernah menduduki kursi nomor satu di Sleman itu. “Selama ini sering rawuh [datang] tempat kami jadi ketika kami ada acara, kami dimudahkan untuk mendatangkan beliau [Sri Purnomo],” kata dia.

Nuril sendiri mengakui tak ada indikasi apapun berbau politik yang dibawa SP dalam upacara tersebut. “Kami undang karena dekat. Bukan atas indikasi apa-apa,” tuturnya.

SP telah resmi mengakhiri masa jabatannya sejak Senin (10/8/2015) lalu. Saat ini, ia maju dengan diusung partai untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Sleman 2016-2021. Ia menggandeng anggota DPRD Sleman dari fraksi PDI Perjuangan Sri Muslimatun sebagai wakilnya. Sementara lawannya tak lain adalah perempuan yang pada kepemimpinan sebelumnya, sama-sama maju memimpin Sleman. Ia adalah mantan Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu.

Yuni maju bersama politisi partai Gerindra Danang Wicaksana. Kedua bakal calon bupati-wakil bupati ini masih menunggu hasil penetapan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman yang dijadwalkan 24 Agustus ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya