SOLOPOS.COM - Warga RT 003/RW 002, Desa Keprabon, Polanharjo, Klaten, mengikuti upacara bendera di Sungai Pusur, Senin (17/8/2015). Selain untuk memperingati HUT ke-70 Kemerdekaan Indonesia, kegiatan itu juga dimaksudkan untuk mengajak warga menjaga kondisi sungai yang mengalir di kampung mereka. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

HUT ke-70 RI dimeriahkan dengan berbagai kegiatan salah salah satunya upacara dan lomba.

Solopos.com, KLATEN – Seratusan warga RT 003/RW 002, Desa Keprabon, Polanharjo, Klaten, menggelar upacara peringatan HUT ke-70 RI di alur Sungai Pusur, Senin (17/8/2015) pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama 15 menit, warga menenggelamkan sebagian tubuh mereka di dalam sungai dengan kedalaman 50 sentimeter hingga 1,5 meter dan lebar lima meter. Begitu pula dengan pembina upacara yang tak lain ketua RT setempat, Joko Budiyanto, 51.

Hal yang sama juga dilakukan sang pembawa teks proklamasi, Harjito. Sepanjang upacara digelar, pria itu terlihat kewalahan melindungi naskah terkena air sungai.

Selain upacara, pagi itu warga juga melakukan penanaman pohon di bantaran sungai serta penebaran benih ikan. Joko menjelaskan kegiatan yang digelar pagi itu untuk mengajak warga mencintai sungai yang mengalir di belakang kampung mereka.

“Sungai banyak fungsinya. Kami berharap melalui upacara ini warga tak lagi membuang sampah di sungai,” katanya saat ditemui seusai upacara.

Selain menjaga kondisi sungai, kegiatan itu juga untuk menggali potensi wisata yang ada di desa setempat.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin memerdekakan sungai. Mengenalkan dan menambah kecintaan warga terhadap Sungai Pusur dan menjadikannya sebagai arena bermain. Dengan potensi wisata ini, potensi lainnya di desa juga bakal terangkat,” kata ketua kelompok pemuda desa setempat, Fajar.

Lain halnya yang dilakukan oleh Temanku Lima Benua, 13. Bocah yang akrab disapa Liben itu menggelar pameran foto di kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP) Ratna Bantala, Desa Tegalyoso, Klaten Selatan.

Temanku Lima Benua, 13, atau akrab disapa Liben menunjukkan salah satu koleksi foto reproduksi miliknya yang dipajang di Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala, Senin (17/8/2015). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Temanku Lima Benua, 13, atau akrab disapa Liben menunjukkan salah satu koleksi foto reproduksi miliknya yang dipajang di Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala, Senin (17/8/2015). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

 

Sebanyak 70 foto reproduksi bertemakan detik-detik menjelang proklamasi ia tampilkan di kompleksi TMP serta Pendapa Pemkab Klaten sejak Sabtu (15/8/2015) lalu.

Puluhan foto tersebut merupakan hasil jepretannya atas koleksi seniman Prananda. Soal pembiayaan pameran foto yang digelar, Liben mengaku menggunakan tabungannya sendiri. tabungan itu ia kumpulkan sejak duduk di bangku kelas tiga SD.

Liben mengatakan pameran dimaksudkan untuk mengenalkan nilai-nilai juang para pahlawan memperebutkan kemerdekaan. Ia menilai saat ini teman sebayanya mulai melupakan sejarah.

“Nilai-nilai juang para pahlawan itu mulai luntur. Contoh kecil, letak TMP di Klaten saja banyak yang tidak tahu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya