SOLOPOS.COM - Ratusan siswa MAN Karanganyar menampilkan tari kolosal tentang Perjuangan Pangeran Sambernyawa. Tari kolosal yang mengambil tema Tiji Tibeh disajikan sebelum Upacara HUT ke-70 RI di Alun-Alun Kabupaten Karanganyar, Senin (17/8/2015). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

HUT ke-70 RI dimeriahkan dengan tari kolosal di Karanganyar dan pemberian hadian uang untuk warga yang lahir 17 Agustus.

Solopos.com, KARANGANYAR – Peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI dimeriahkan dengan pertunjukan tari kolosal tentang perjuangan Pangeran Sambernyawa di Alun-alun Kabupaten Karanganyar, Senin (17/8/2015).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tarian itu disajikan sebelum disajikan sebelum upacara peringatan HUT RI. Pengamatan Gending Gula Klapa mengalun mengiringi langkah tegas dan mantap penari yang memerankan Pangeran Sambernyawa.

Dia melihat penderitaan warga di bawah penjajahan Belanda. Dia turun tangan membakar semangat warga desa dan prajurit bertempur melawan penjajah.

“Pangeran Sambernyawa” berdiri di tandu dan berseru. “Mati siji, mati kabeh. Mukti siji, mukti kabeh!” Setiap warga dan prajurit menirukan sabda Pangeran Sambernyawa.

Tanpa diduga, seruan itu membangkitkan semangat warga dan prajurit. Singkat cerita, Pangeran Sambernyawa mengalahkan penjajah. Rakyat Indonesia mengibarkan puluhan bendera merah putih. Setiap rakyat Indonesia membawa bendera yang diikat pada bambu. Mereka membawa bendera sembari berlari sebagai bentuk kebahagiaan.

Adegan tari itu diperankan ratusan siswa MAN Karanganyar. Siswa lelaki dan perempuan yang berperan sebagai prajurit mengenakan ikat dan kain jarit. Mereka juga mencoreng pipi dan dahi menggunakan warna hitam dan hijau.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, bertindak sebagai Inspektur Upacara membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Isi sambutan berupa ajakan mengisi kemerdekaan RI dari segala bidang. Seperti kesejahteraan masyarakat, dan lain-lain.

Bupati juga mengungkit implementasi program prioritas pembangunan nasional, Nawa Cita, di Karanganyar.

“Fokus bagaimana sejahtera. Ayo kerja, kerja, kerja. Berbuat secepatnya untuk negeri. Makna merdeka tidak hanya berhadapan dengan Belanda, tetapi juga sesama,” ujar dia saat ditemui wartawan seusai upacara HUT ke-70 RI.

Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Karanganyar itu membagikan hadiah untuk peserta upacara yang lahir pada 17 Agustus. Mereka mendapatkan uang Rp200.000 asalkan bisa menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) dan identitas lainnya.

Salah satu peserta upacara yang hadir dan lahir pada 17 Agustus adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karanganyar, Moeljono. Anggota Komisi A DPRD Karanganyar itu maju dan menunjukkan KTP kepada Juliyatmono. Dia mendapatkan dua lembar Rp100.000.

Iki hadiah e,” ujar dia sembari menunjukkan uang pecahan Rp100.000 yang ditumpuk di atas KTP. Uang dipegang menggunakan tangan kanan.

Dia menunjukkan hadiah itu kepada sejumlah kenalan yang berdiri di dekat panggung kehormatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya