SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendakian gunung (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May)

Solopos.com, LUMAJANG — Ribuan orang dari berbagai daerah mengikuti upacara Hari Kemerdekaan di Gunung Semeru, perbatasan wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2013). Namun, mereka tak bisa melaksanakan upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-68 Republik Indonesia di Mahameru, puncak tertinggi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Meski demikian, sebelum mengikuti upacara itu, mereka tetap saja harus bersusah payah mendaki gunung yang berketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut. “Jumlah pendaki yang sudah meminta izin untuk melakukan pendakian hingga Kamis (15/8/2013) tercatat sebanyak 3.050 orang dan semuanya akan melaksanakan upacara bendera di sepanjang jalur pendakian Semeru,” ungkap Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari 3.050 pendaki itu, sebanyak 2.513 orang yang terdiri atas 2.509 pendaki domestik dan empat pendaki asing asal Belgia sudah melakukan pendakian pada Jumat (16/8/2013), sisanya mendaki pada Sabtu ini. “Rencananya mereka akan melakukan upacara peringatan hari ulang tahun ke-68 RI di Pos Kalimati,” tuturnya.

Menurut dia, pihak TNBTS melarang pendaki melaksanakan upacara bendera di puncak Semeru, Mahameru, seperti tahun-tahun sebelumnya karena berbahaya seiring dengan status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu yang masih Waspada (Level II). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hanya merekomendasikan pendakian hingga Kalimati karena status Gunung Semeru masih Waspada, sehingga masyarakat atau pendaki tidak boleh melakukan aktivitas radius 4 km dari Mahameru.

“Sebanyak 30 petugas TNBTS siaga di sepanjang jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mulai dari Pos Ranu Pane, Ranu Kumbolo hingga Kalimati untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama pelaksanaan upacara bendera,” paparnya.

Pihak TNBTS juga dibantu oleh aparat kepolisian sektor (polsek) setempat, anggota TNI, para pencinta alam, dan tim SAR kabupaten untuk pengamanan perayaan HUT ke-68 RI di gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu. “Wisatawan yang ingin merayakan Agustusan di Semeru harus melampirkan surat keterangan sehat karena jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu membutuhkan kesiapan fisik yang prima karena medannya yang cukup berat,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pendaki asal Jember, Agus, mengaku kecewa tidak bisa merayakan upacara 17 Agustus di puncak Semeru seperti tahun-tahun sebelumnya karena TNBTS membatasi jalur pendakian hingga Pos Kalimati. “Para pendaki terbiasa melakukan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI di puncak Semeru sebagai tradisi tahunan karena ada kebanggaan tersendiri bagi pencinta alam yang melaksanakan upacara bendera di puncak gunung tertinggi Pulau Jawa itu,” tuturnya.

Kendati demikian, ia dan rombongan pendaki lainnya tetap mematuhi rekomendasi TNBTS untuk tidak nekat naik ke Mahameru yang sering mengeluarkan embusan asap setiap beberapa menit sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya