SOLOPOS.COM - Candi Cetho Karanganyar (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, KARANGANYAR – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-96 Karanganyar dipusatkan saat pelaksanaan upacara di Alun-alun Karanganyar pada Senin (18/11/2013). Para peserta upacara wajib memakai pakaian adat Jawa.

Pemakaian busana adat tersebut bertujuan melestarikan atau nguri-uri budaya Jawa. Sebagai pamong masyarakat, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Karanganyar harus memberikan contoh terhadap masyarakat untuk selalu memelihara kebudayaan Jawa. “Upacara menjadi puncak rangkaian kegiatan HUT ke-96 Karanganyar. Para peserta wajib memakai pakaian adat,” ujar Bupati Karanganyar, Rina Iriani di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Sabtu (16/11).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelum upacara HUT Karanganyar digelar, setiap rukun tetangga (RT) se-Karanganyar melaksanakan pengajian. Pengajian dilaksanakan sebagai wujud rasa bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah kepada masyarakat Karanganyar. Para unsur Muspida Karanganyar akan berkeliling mengunjungi lokasi pengajian di setiap kecamatan.

Selain itu, digelar ketoprak humor untuk menghibur masyarakat. Menariknya, para unsur Muspida dan pejabat teras di lingkungan Pemkab Karanganyar ambil bagian menjadi pemain ketorak humor yang berjudul Suminten Langit Subroto Gadung. “Ibu Kapolres [AKBP Martireni Narmadiana] dan pejabat teras ikut bermain ketoprak humor. Sementara bintang tamu yang pasti bermain adalah Yati Pesek dan Marwoto,” jelasnya.

Sementara Sekda Karanganyar, Samsi, menyatakan terdapat rangkaian kegiatan untuk memperingati HUT Karanganyar. Kegiatan diawali dengan ziarah ke enam makam pendiri dan sesepuh Kabupaten Karanganyar. Ke-enam makam tersebut adalah Makam Nyi Ageng Karang, Makan Randu Songo, Makam Temuireng, Makan Mengadeg, Makam Giribangun dan Makam Girilayu.

Tak hanya itu, setiap sekolah akan mengikuti lomba kebersihan yang diselenggarakan instansi terkait. Peringatan HUT Karanganyar dilaksanakan secara sederhana namun tetap tidak mengurangi hikmahnya. “Kendati sederhana namun tetap ada hikmahnya, kami ingin agar masyarakat memiliki Karanganyar seutuhnya. Makanya dilaksanakan pengajian di seluruh wilayah Karanganyar,” pungkas Samsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya