SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

HUNTARA MANGKRAK-- Hunian sementara (Huntara) di Bumi Perkemahan Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten terlihat sepi dan mangkrak karena ditinggal penghuni. (JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik)

Klaten (Solopos.com)–Hunian sementara (Huntara) di Bumi Perkemahan Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, diketahui mangkrak selama satu bulan ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut terjadi lantaran sebagian besar penghuni Huntara yang bersal dari Desa Balerante Kemalang memilih pulang ke rumah mereka masing-masing.

Pantauan Espos hampir seluruh Huntara terlihat sepi dan tertutup rapat. Beberapa di antaranya bahkan telah hilang bagian pintu serta atap yang terbuat dari seng terlihat dibiarkan membuka.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu penghuni Huntara, Suyadi, mengatakan dari total 165 penghuni tersisa satu keluarga yang menghuni Huntara tersebut. “Sudah mulai pulang sebelum Lebaran kemarin,” jelasnya saat ditemui di Kepurun, Selasa (20/9/2011).

Diungkapkannya, satu keluarga yang masih tinggal di Huntara tersebut bernama Zarkoni, 40 warga Dukuh Sambung Rejo.

Menurutnya, Zarkoni memilih bertahan di Huntara untuk memudahkan pekerjaannya sebagai sopir truk pasir. “Biar lebih mudah katanya. Jadi tidak harus bolak balik kalau tetap tinggal di sini,” kata warga Sambung Rejo tersebut.

Lebih lanjut diungkapkannya warga memilih pulang ke rumah masing-masing karena merasa bosan berada di Huntara. Diungkapkannya, selama di Huntara warga hanya bisa duduk dan mengobrol. “Kalau pulang, warga sudah mulai lagi bisa bekerja di sawah,” ujarnya.

Ditambahkannya, warga tidak sepenuhnya meninggalkan Huntara. Pada sore atau pagi hari, sebagian besar warga terutama ibu-ibu mendatangi tempat tersebut untuk sekadar mencuci pakaian. “Karena di atas airnya susah. Warga memilih mencuci di sini setiap harinya,” ungkapnya.

Senada dengan Suyadi, Lurah Balerante, Sukono, mengatkaan warga mulai pindah sejak satu bulan lalu. Diungkapkannya, pulangnya warga dari Huntara atas inisiatif warga sendiri.

“Karena kan di rumah sudah banyak yang harus dikerjakan. Makanya warga memilih pulang,” jelasnya saat ditemui di rumahnya.

Lebih lanjut diungkapkannya untuk tempat tinggal, warga sementara waktu menempati sisa-sisa bagian rumah yang diterjang awan panas saat erupsi Gunung Merapi terjadi beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Sukono, untuk membangun rumah mereka warga memanfaatkan sisa kayu. “Sisa-sisa kayu sebagian ada yang dijual untuk dana membuat rumah. Hampir setiap keluarga sudah mempunyai rumah,” ujarnya.

Diakuinya, beberapa warga masih sering mendatangi Huntara untuk sekadar mencuci pakaian.

(103)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya