SOLOPOS.COM - Foto Hunian Tetap (Huntap) JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Foto Hunian Tetap (Huntap)
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

SLEMAN—Pembangunan hunian tetap (Huntap) Dongkelsari, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan dinilai lamban oleh sejumlah warga.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Selain itu meski sudah diserahkan kepada warga, rumah tipe C tersebut belum dilengkapi dengan air bersih dan septic tank. Huntap Dongkelsari merupakan relokasi warga yang tinggal di Dusun Nggungan dan Srodokan, Desa Wukirsari yang berjumlah 147 kepala keluarga (KK).

Salah satu warga yang enggan disebut namanya menjelaskan, pembangunan huntap molor tiga bulan karena sesuai perjanjian ditarget selesai awal Januari 2013.

Namun hingga saat ini pembangunan tak kunjung beres, terutama belum adanya air bersih dan septic tank serta fasilitas pengolahan air limbah.

Padahal sedikitnya sudah ada 40 KK dari 147 KK yang menempati. Mereka kesulitan mendapatkan air bersih dan kebutuhan mandi cuci kakus (MCK).

Pria yang sempat mengontrak rumah Rp1 juta selama setahun ini mengaku sudah menandatangani surat serah terima rumah dengan kelompok kerja selaku penanggungjawab pembangunan. Dia dipaksa tanda tangan dengan alasan agar uang pembangunan Rp30 juta bisa segera cair.

“Itu salah saya, sudah menandatangani karena kalau tidak tandatangan nanti uang tidak bisa keluar. Satu rumah itu nilainya Rp30 juta termasuk resapan, septic tank dan air bersih, tetapi saat ini belum dibangun,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja, Rabu (9/4).

Dalam perjanjian, air bersih dan septic tank berikut IPAL sudah termasuk dalam anggaran pembangunan. Kendati demikian hingga saat ini air bersih berikut IPAL belum dibangun. Untuk menghaluskan dinding, membuat pintu dan lantai ia masih harus mengeluarkan Rp15 juta.

Ia terpaksa menempati hunian tersebut mulai pekan ini meski belum tersedia air bersih dan resapan. Pasalnya jika mengontrak terus menerus ia sudah tidak mampu membayar.
Untuk bisa mandi dan kebutuhan masak dan minum, sama seperti masyarakat lainnya harus mengambil air dari sungai dengan kondisi yang jauh dari bersih.

“Apapun bentuk rumahnya, kami senang asal air bersih dan WC sudah tersedia, sehingga saat menempati dengan anak dan istri bisa nyaman. Mosok harus ke sungai, di atas [sungai] padahal untuk buang air,” ujarnya menambahkan.

Warga lainnya, Kamto berharap agar air bersih dan septic tank segera dibangun. Ia belum bisa menempati hunian tersebut karena belum ada fasilitas penting itu.

Ia juga merogoh Rp10 juta untuk memperbaiki hunian agar segera bisa ditempati.

“Sebenarnya ingin segera menempati tetapi belum ada air dan WC, sekarang saya masih numpang,” ungkap warga yang sebelumnya tinggal di Dusun Nggungan, Wukirsari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya