SOLOPOS.COM - Suasana lengang di hunian transmigrasi lokal Desa Bugel Panjatan, Senin (20/1/2014). (JIBI/Harian Jogja/Arif Wahyudi)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Penataan kawasan hunian warga transmigrasi lokal di kawasan Desa Bugel, Kecamatan Panjatan ternyata tidak sesuai dengan konsep mitigasi bencana tsunami.

Fakta ini terlihat dari lokasi yang sangat mepet dengan sempadan pantai. Jarak lokasi hunian dengan sempadan pantai kurang dari 200 meter. Tentu saja hal ini mengundang kerawanan risiko bencana lebih besar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pimpinan Yayasan “Damar” Kulonprogo, Saptono Tanjung mengatakan, selain sangat mepet dengan kawasan sempadan pantai, kawasan perumahan ini juga tidak menghadap ke samudra, sebaliknya hunian justru justru membelakangi laut lepas.

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal laut selatan Indonesia yang merupakan lingkaran cincin api rawan terjadi bencana.

Menurut dia, perumahan permanen ini seharusnya berada di utara jalan, berjarak lebih dari 200 meter dari bibir pantai.

“Bangunan selayaknya juga menghadap ke laut. Memandang ke laut tidak hanya memandang potensi yang bisa diambil dari laut, namun juga memahami potensi bahaya yang mungkin timbul dari laut,” ujarnya baru-baru ini.

Beberapa waktu lalu saat terjadi ombak pasang di Laut Selatan, terjangan ombak mulai mengarah ke lokasi hunian warga. Kendati berada di kawasan paling dekat dengan pantai, warga yang tinggal di situ mengaku tetap tenang saat terjadi ombak pasang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya