SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Lebih dari separuh jumlah penghuni Rusunawa Kerkov Solo menunggak bayar uang sewa.

Solopos.com, SOLO — Lebih dari setengah jumlah penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kerkov di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, Solo, belum melunasi pembayaran uang sewa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pengelola terus berusaha melakukan tindakan persuasif agar penghuni memiliki kesadaran untuk menunaikan kewajiban mereka. Pengelola Rusunawa Kerkov, Sugeng, mengatakan gedung itu terdiri atas 96 kamar. Saat ini, seluruh kamar sudah ditempati penyewa.

“Gedung ini ada empat lantai. Lantai I dan II didominasi warga relokasi dari daerah sini. Lalu penghuni lantai III dan IV dari berbagai daerah di Kota Solo. Mereka ber-KTP Solo,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di Rusunawa Kerkov, Selasa (29/8/2017).

Ia mengutarakan hingga hari itu lebih dari separuh jumlah penghuni menunggak pembayaran sewa kamar meski jumlahnya tak banyak. Sejak Januari 2017 atau saat dirinya mulai ditugaskan menjadi pengelola, total tunggakan berjumlah sekitar Rp10 juta. “Sebelum Januari, saya tidak tahu kondisinya,” kata dia.

Ia terus melakukan pendekatan kepada para penghuni. Meski fasilitas itu diberikan dengan biaya murah oleh pemerintah, para penghuni diharapkan kooperatif memenuhi tanggung jawab mereka.

“Sewa lantai I Rp100.000/kamar, lantai II Rp90.000/kamar, lantai III Rp80.000/kamar, dan lantai IV Rp70.000/kamar. Sesuai aturan itu harus dilunasi,” kata dia.

Pembayaran uang sewa bisa dilakukan melalui dirinya. Penghuni tak perlu jauh-jauh pergi ke Balai Kota Solo. “Kalau langsung ke balai kota mungkin mereka repot. Saya berusaha semaksimal mungkin agar bisa menjembatani kepentingan pemerintah dengan penghuni,” tutur dia.

Salah seorang penghuni Rusunawa Kerkov, Hari Pamuji, 63, mengatakan sudah membayar sewa hingga Desember 2017. Ia mulai menempati lantai I rusunawa tersebut sejak sebulan terakhir.

“Saya bekerja sebagai tukang pijat dan buat sandal. Pembayaran rusunawa saya disiplin. Tapi kalau ada rencana pembatasan, saya keberatan. Kami yang enggak punya rumah ini lantas mau tinggal di mana kalau tak boleh memperpanjang?” kata penyandang disabilitas itu saat ditemui Solopos.com, Selasa siang.

Ia mengatakan pemerintah seharusnya hadir untuk rakyat. Dengan begitu kebijakan pemerintah harus membela rakyat. “Kalau sampai disuruh pergi, tak ada keberpihakan pada rakyat. Tapi bisa jadi tiap tahun didata ulang. Kalau tidak membutuhkan, kamar bisa diberikan kepada yang membutuhkan,” katanya.

Ny. Suparno, 53, mengatakan biaya hidup di Rusunawa Kerkov makin lama makin tinggi. Ia mengatakan dalam sebulan, setidaknya ia harus menyediakan uang Rp400.000 untuk membayar listrik, air, dan sewa kamar.

“Listrik dan air hampir Rp300.000 karena saya membawa mesin cuci dan kulkas. Kalau ditambah sewa Rp100.000, Rp400.000 per bulan pasti habis,” kata perempuan yang sudah hampir lima tahun menghuni Rusunawa Kerkov itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya