SOLOPOS.COM - Fenomena hum worldwide yang tersebara di berbagai belahan dunia. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO - Suara misterius yang terdengar di sejumlah daerah seperti Jakarta sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Sejumlah catatan menyebut fenomena yang diberi nama "Hum Worldwide" beberapa kali terjadi.

Dilansir dari laman The Conversation, Sabtu (1/4/2020) seorang ahli Geografi, David Deming menjelaskan fenomena Hum pada makalahnya pada 2014.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Pasien yang Tampar Perawat di Semarang Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan

Deming menjelaskan bahwa fenomena Hum Worldwideterjadi pertama kali pada akhir 1960 di sekitar Bristol, Inggris. Kemudian, fenomena ini kembali muncul di Amerika Serikat pada akhir 1980 di Taos, New Mexico.

Dia kemudian memeriksa banyak hipotesis yang menyebabkan Hum. Banyak yang menunjuk ke jaringan listrik atau menara telepon seluler.

Tetapi teori ini tampaknya masih belum meyakinkan untuk menjelaskan fenomena Hum. Pertama ponsel tidak ada pada 1960-an dan frekuensi yang dipancarkan oleh kedua menara sel dan jaringan listrik dapat dengan mudah diblokir oleh selungkup logam.

Sopir Bus Wonogiri Sembuh dari Corona, Ini Kronologi Sampai Dinyatakan Negatif

Deming juga mengamati Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi (HAARP), senyawa militer terisolasi di Alaska yang menggunakan gelombang radio. Gelombang ini untuk mempelajari luar angkasa dan untuk menguji teknik komunikasi canggih.

Penjelasan Hum Worldwide

Fenomena ini adal favorit para penggemar teori konspirasi, yang menuduh fasilitas tindakan mulai dari kontrol pikiran hingga kontrol cuaca. Dia mempelajari kemungkinan emisi otoacoustic, yang merupakan suara alami yang disebabkan oleh getaran sel-sel rambut di telinga.

Deming akhirnya memprediksi bahwa gelombang radio Very Low Frequency (VLF) (antara 3 kHz dan 30 kHz) sebagai biang keladinya. Kekuatan militer dunia menggunakan pemancar darat dan udara besar-besaran pada frekuensi ini untuk berkomunikasi dengan kapal selam yang tenggelam. Gelombang radio pada frekuensi ini dapat menembus hingga inci aluminium yang solid.

1 PDP Colomadu Karanganyar Meninggal, Warga Gotong Royong Siapkan Makam

Ada beberapa hipotesis lain yang menjawab tentang Hum. Salah satunya berasal dari akumulasi besar dari suara frekuensi rendah dan infrasound yang dihasilkan manusia. Ini mencakup semuanya, mulai dari kebisingan jalan raya hingga segala macam kegiatan industri.

Kemudian Hum juga dipercaya merupakan fenomena terestrial atau geologis yang menghasilkan suara frekuensi rendah atau persepsi suara-suara itu.

Sebagai contoh, ada sejarah hewan yang terdokumentasi dengan baik yang memprediksi gempa bumi dan mengambil tindakan untuk menyelamatkan diri.

61 Peserta Ijtima Ulama Gowa dari Wonogiri Wajib Karantina Mandiri

Dari perspektif evolusi, mungkin ada nilai bertahan hidup dengan memiliki anggota populasi yang sangat sensitif terhadap beberapa jenis getaran. Ketika berbicara tentang Hum Worldwide, beberapa manusia mungkin memiliki mekanisme fisiologis yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya