SOLOPOS.COM - Latihan pemindahan terpidana mati ke Nusakambangan, Jumat (27/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Nyoman Budhiana)

Hukuman mati sempat membuat hubungan Indonesia-Australia memanas. Namun, kini situasi mulai berubah.

Solopos.com, JAKARTA — Setelah sempat memanas lantaran isu eksekusi mati bandar narkoba, Australia mengajak Indonesia kembali menjalin hubungan diplomatik. Hubungan itu fokus pada sektor ekonomi, yakni pengembangan investasi, perdagangan, dan pariwisata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seusai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, menuturkan kerjasama di sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan oleh kedua negara. Paul Grigson merupakan dubes baru yang menggantikan Greg Moriarty yang habis masa jabatannya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya ingin mengajak lebih banyak orang Indonesia mengunjungi Australia sebagai turis. Ini akan sangat baik bagi industri penerbangan Australia dan Indonesia, termasuk maskapai Garuda Indonesia,” katanya di Kantor Wapres, Selasa (31/3/2015).

Paul Grigson mendorong agar kerjasama investasi ini bergulir dari kedua belah pihak, baik perusahaan Australia di Indonesia maupun perusahaan Indonesia di Australia. Kerjasama investasi tersebut juga terkait dengan peningkatan ekspor-impor kedua negara.

“Kami bicara tentang perdagangan makanan kedua negara. Ekspor Indonesia ke Australia cukup baik. Saya lihat mi instan Indonesia di mana pun saya pergi di Australia. Itu hal yang sangat baik,” tuturnya.

Saat ini ada sekitar 400 perusahaan Australia di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di banyak sektor, seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, manufaktur, dan jasa.

“Kami bicara soal daging dan produk pertanian secara umum. Menurut saya, industri pengolahan makanan bisa jadi contoh klasik untuk dikembangkan,” imbuh Paul Grigson.

Deputi Sekretaris Wakil Presiden bidang Politik, Dewi Fortuna Anwar, mengatakan dalam pertemuan perkenalan itu, Wapres menekankan pentingnya kerjasama ekonomi dalam hubungan jangka panjang Indonesia-Australia. Salah satu sektor ekonomi yang diangkat oleh Wapres adalah tentang komoditas daging sapi.

Ekspor komoditas utama dari Australia berpotensi untuk meningkat. Peningkatan itu diharapkan diikuti dengan bergulirnya investasi peternakan sapi Australia di Indonesia.

“Pak Wapres mengangkat masalah daging bahwa dengan meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia, semakin banyak membutuhkan daging dan diharapkan dapat mengembangkan peternakan di dalam negeri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya