SOLOPOS.COM - Suasana depan kamar Siswandi, 70, orang tua dari Merri Utami, 42, terpidana mati narkoba, Kamis (28/7/2016) di Rusunawa Semanggi. (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Hukuman mati telah dilakukan terhadap empat terpidana.

Solopos.com, SOLO — Hukuman mati telah dilakukan terhadap empat terpidana mati kasus narkoba Jumat (29/7/2016) pukul 00.45 WIB. Eksekusi mati ke-10 terpidana mati lainnya akan dilakukan secara bertahap. Salah satu yang ditunda yakni Merri Utami, warga Solo. Keluarga sebelumnya telah menyiapkan pemakaman di Manang Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka yang telah dieksekusi mati yakni Freddy Budiman, 37; Michael Titus, 34; Humprey Ejike, 40; dan Cajetan Uchena Onyeworo Seck Osmane, 34.

Sedang 10 tahanan lain yang sudah siap dieksekusi ditunda pelaksanaannya. Mereka tetap di tahanan dan tak dijemput Brimob. Mereka adalah Zulfiqar Ali tahanan lain yang tak jadi dieksekusi yakni Obinna Nwajagu, Ozias Sibanda, Meri Utami, Gurdip Singh, Frederik Luttar, Eugene Ape, Pujo Lestari, Agus Hadi, dan Okonkwo Nongso Kongleys.

Merri Utami, 42 alias Cahyawati, sempat menyampaikan keinginannya agar dimamkan disamping makam ibanya yang berada di Desa Manang, Grogol, Sukoharjo . Hal itu sampaikan Merri kepada Pamannya, Bambang yang tinggal di Kampung Wirengan RT 001 /RW 005, Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, sebelum berangkat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan.

Paman Merri, Bambang, mengatakan nama asli Merri adalah Cahyawati. Namanya berubah setelah berpindah agama dari Islam ke Nasrani saat berada di Taiwan 2000. Merri merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara pasangan Siswandi dan Mutmainnah.

“Ibunya dia [Merri] sakit-sakitan setelah mengetahui anaknya ditangkap polisi dengan kasus penyelundupan narkoba. Sekitar setahun setelah anaknya ditahan, ibunya meninggal dunia dimakamkan di Manang, Grogol Sukoharjo,” ujar Bambang saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa (26/7/2016).

Bambang mengatakan Siswandi, 70, bapaknya Merri kelahiran Madiun, Jatim. Setelah istrinya meninggal dunia, Siswandi berpisah dengan keluarganya istrinya di Baluwarti, untuk memilih tinggal sendirian di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Semanggi, Pasar Kliwon. Kondisi Siswandi saat ini sedang menderita sakit jantung.

“Dia [Merri] memiiki dua anak yakni Osi dan Devi. Anak pertamanya meninggal dunia pada usia 14 tahun akibat menderita kelainan jantung. Sementara anak keduanya sekarang menikah dengan anggota TNI AU di Madiun,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya