SOLOPOS.COM - Penampilan Anggun di Concerto di Natale (Youtube.com)

Hukuman mati untuk terpidana pengedar narkoba asal Filipina Mary Jane, mengetuk hati Anggun C Sasmi.

Solopos.com, SOLO — Artis dan penyanyi internasional Anggun C. Sasmi merasa prihatin dengan putusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menolak permohonan grasi terpidana hukuman mati, Mary Jane Fiesta Veloso.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Terkait dengan itu, Anggun melayangkan surat terbuka untuk Jokowi.

Melalui akun media sosial Twitter @Anggun_Cipta, Rabu (22/4/2015), ia menulis kicauan tentang surat terbuka yang Anggun tulis secara lengkap di akun Facebook Anggun Cipta Sasmi. Penyanyi yang saat ini didapuk menjadi salah satu juri di ajang pencarian bakat Asias Got Talent ini, menulis surat terbuka dalam dua versi bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Prancis.

Dalam kesempatan yang sama, Anggun menyertakan alasannya menulis surat terbuka untuk Jokowi.

“Untuk yang tdk mengerti, 2 poin yg penting di surat terbuka saya : 1. Saya anti Narkoba 2. Saya anti hukuman mati,” tulis Anggun di akun @Anggun_Cipta.

“Jika anda tidak setuju percuma memaki saya krn anda tidak akan merubah opini saya se-agresif apapun serangan anda,” tandas Anggun.

Dalam surat terbuka Anggun untuk Jokowi, Anggun memohon kepada Jokowi agar menerima permohonan grasi terpidana mati Mary Jane. Menurut Anggun, Mary Jane adalah korban dari pengedar narkoba yang sebenarnya.

Berikut Solopos.com kutip isi surat terbuka Anggun untuk Jokowi, Jumat (24/4/2015);

“Surat terbuka untuk Bapak Presiden Joko Widodo.

Yang terhormat Bapak Presiden Joko Widodo, seperti yang mungkin bapak ketahui, sudah bertahun-tahun saya bermukim di Perancis. Sebagai orang Jawa dan orang Indonesia saya sangat bangga dengan budaya yang mengalir di darah saya dan saya merasa sangat beruntung bisa tinggal di negara yang sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, sebagai wanita dan juga artis, ini adalah sumber inspirasi yang sangat berharga.

Tentu saja saya sangat mengerti dampak negatif dari Narkoba terutama di Indonesia dan saya sangat setuju juga selalu mendukung pemberantasan Narkoba di dunia. Tetapi saya juga yakin bahwa hukuman mati bukan satu solusi untuk menurunkan tingkat kriminalitas atau untuk menjaga kita dari semua kejahatan.

Hukuman mati menurut saya adalah kegagalan sisi kemanusiaan juga hilangnya nilai nilai hukum keadilan. Hukuman mati bukanlah keadilan, apapun penyebabnya. Saya amat dan sangat yakin untuk ini. Hukum yang diberikan terhadap Bapak Serge Atlaoui membangunkan emosi yang sangat dalam di Eropa, terutama di Perancis.

Saya termasuk orang yang merasakan ini karena banyaknya sisi-sisi keruh yang akhirnya terlihat lebih jelas di dalam kasus pengadilan Bapak Serge Atlaoui, keraguan yang membuat keputusan hukuman mati menjadi tidak dimengerti karena banyaknya ketidaktentuan dalam kasus beliau. Selain itu saya pribadi yakin bahwa Bapak Serge Atlaoui tulus dan jujur.

Saya berada di Jakarta pada saat Bapak dipilih menjadi Presiden. Hati saya bahagaia, berdebar keras dan merasa sangat bangga atas pilihan rakyat Indonesia. Pemilu Anda dilihat dan dipantau oleh dunia sebagai titik balik untuk Indonesia menjadi negara yang besar dan penuh kebajikan.

Di Eropa, Indonesia sekarang terkait oleh image negara yang membunuh. Hati saya berdebar lagi tapi kali ini karena kepedihan, saya tidak ingin wajah Indonesia tergores seperti ini dan dihakimi oleh dunia sedangkan Indonesia yang saya tahu dan impikan adalah negara yang toleran dan berikhwan.

Sekali lagi saya tidak mempertanyakan kedaulatan perhukuman di Indonesia untuk melawan Narkoba tetapi saya tidak bisa melihat seseorang yang mengaku tidak bersalah, akan dihukum mati, dan melihat kesedihan istri dan keluarganya.

Bapak Presiden, Anda mempunyai kekuasaan untuk membuat dunia kita ini lebih baik, dengan dikurangi kekerasan, tanpa tumpahnya darah, tanpa kebrutalan, seperti yang tertulis di Pancasila : Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sebagai putri Jawa, dengan hormat saya memanggil jiwa kemanusiaan Bapak yang selama ini menjadi karakteristik dan menggambarkan jalan hidup Bapak, saya memohon agar Bapak bisa memberi Grasi untuk Bapak Serge Atlaoui. Matur sewu sembah nuwun paringanipun kawigatosan mugi mugi Gusti Allah maringi rahmad berkah kesehatan kagem Bapak sekeluargo. Amin matur sembah nuwunAnggun.”

Hingga Jumat siang, surat terbuka Anggun tersebut di-like sebanyak 11.704 pengakses internet atau netizen. Namun begitu, ada pula sebagian netizen yang tidak setuju dengan pendapat Anggun. [Baca selanjutnya]

 

“Sebagai fans kita punya hak untuk setuju dan punya hak untuk mengatakan tidak setuju.  Kali ini saya tidak setuju,” tulis Dian Pricilia Wardhana.

“Anggun, sdhkah anda menulis surat terbuka juga utk Raja Arab Saudi utk memohon ampunan WNI agar tdk dihukum mati…..WNI itu adlh saudaramu, yg berjuang mencari nafkah utk perbaikan nasib keluarga….jgn krn tinggal di Perancis, anda lupa bahwa darah anda adlh Indonesia….saat ini Indonesia sdh darurat narkoba….tlg lihat dari sisi korban dan keluarganya….trims,” tulis Devi Korya Lavarenta.

Devi seolah mengaitkan pembelaan Anggun kepada Mary Jane asal Filipina, dengan kasus hukuman mati sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi. Hukuman mati WNI tersebut kabarnya tanpa pemberitahuan apapun kepada pihak pemerintah Indonesia.



Mary Jane adalah satu di antara 10 tepidana hukuman mati yang ditolak permohonan grasinya oleh Jokowi. Ia ditangkap petugas Bea dan Cukai Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta karena terbukti membawa narkoba jenis heroin seberat 2,6 kilogram senilai Rp5,5 miliar saat turun dari pesawat terbang tujuan Kuala Lumpur-Yogyakarta pada 2010.

Setelah penangkapan Mary Jane, ibu beranak dua tersebut ditahan di LP Wirogunan Yogyakarta. Saat ini, Mary Jane telah dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan, Cilacap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya