SOLOPOS.COM - Ilustrasi sahur. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Tidak sedikit orang mengakali tidak tidur demi tidak melewatkan waktu sahur, lalu bagaimanakah hukumnya? Apakah puasanya tetap sah?  Agar tidak mengalami keraguan saat melakukan sahur, simak ulasannya di tips puasa Ramadan kali ini.

Bangun sekitar pukul 03.00 atau pukul 04.00 untuk sahur bagi beberapa orang merupakan suatu hal yang sulit. Beberapa orang mengakali kesulitan tersebut dengan sahur lebih cepat yaitu dengan makan sebelum tidur sehingga tubuh tetap kenyang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Prinsip ini pun banyak dibawa masyarakat urban saat berpuasa. Untuk mendapatkan jam tidur panjang, alhasil banyak dari kita yang memilih sahur di jam sebelum tidur atau sebelum pukul 24.00. Kebiasaan ini dianggap cukup tepat meminimalisir keterlambatan sahur karena bangun kesiangan.

Tapi, bagaimana hukum melakukan sahur dan tidak tidur duluan?  Menurut beberapa referensi, dalam Kitab Ibrahim al Bajuri jilid 2 halaman 293, disebutkan di sana bahwa tidak akan mendapatkan sunah sahur ketika Anda melakukannya di jam bukan sahur, yaitu pertengahan malam hingga mendekati waktu Subuh.

Rasulullah SAW pernah bersabda : “Umatku selalu di dalam kebaikan selama mereka bersegera berbuka puasa dan mengakhiri makan sahurnya.” (HR. Ahmad)

Kemudian, untuk lebih jelasnya, waktu sahur yang tepat adalah antara separuh malam hingga terbitnya fajar. Namun, tidak berdosa juga orang yang tidak sengaja melewatkan sahur di jam yang disunahkan. Ini dipengaruhi dari pelafalan niat yang Anda ucapkan sebelum tidur atau setelah Salat Tarawih.

Setelah mengetahui hukum sahur tidak tidur, ketahui juga bahwa melakukan sahur lebih dini juga tidak disarankan.  Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK tak menyarankan Anda makan sahur lebih dini atau beberapa jam menjelang waktu sahur seharusnya, semisal jam 24.00 WIB. “Sahur kalau lebih cepat artinya waktu kita kosong alias berpuasa lebih panjang,” ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu seperti dikutip dari Antara pada Sabtu (25/3/2023).

Diana kerap menjadi pembicara dan narasumber dalam sejumlah talkshow kesehatan di stasiun televisi nasional itu mengatakan, sahur sebaiknya dilakukan mendekati imsak supaya jarak dengan berbuka tidak lebih dari 13-14 jam. Bila Anda sahur sekitar pukul 03.00-04.00 maka Anda berpuasa sekitar 13-14 jam hingga waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB.

Dia menjelaskan, bagi orang dengan masalah gula darah, waktu berpuasa yang lebih panjang bisa menyebabkan gula darah menjadi drop. Tetapi ini mungkin tak dialami mereka tanpa masalah gula darah, kendati rekomendasi berpuasa (di Indonesia) tak lebih dari 13-14 jam dan berarti sahur menjelang waktu imsak.

“Pengaruhnya untuk orang-orang dengan masalah gula darah ya biasanya jadi lebih berat kalau lewat dari jam makannya, waktu berpuasa lebih panjang akhirnya gula darahnya keburu drop,” jelas Diana.

Di sisi lain, sahur dini misalnya pukul 24.00 demi menghindari bangun sahur pukul 03.00 bisa mengganggu jam biologis tubuh. Pada saat tubuh termasuk saluran cerna seharusnya beristirahat namun justru dipaksa bekerja.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya