SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca hujan lebat. (Dok Solopos)

Hujan lebat yang turun awal pekan ini di Solo menimbulkan kehawatiran sejumlah warga terkait kondisi pohon-pohon penghijauan yang sudah rimbun karena rawan mengalami patah dahan. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO – Warga Kedunglumbu, Pasar Kliwon mendesak kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo untuk memangkas ranting pohon asam di sepanjang Jl Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo. Pemangkasan itu perlu dilakukan karena pohon-pohon yang sudah tua dan rimbun itu rawan mengalami patah dahan saat ada hujan yang disertai angin kencang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Desakan itu diperkuat dengan kejadian patahnya dahan pohon asam yang menimpa teras rumah milik Karulus Kale, 70, yang berada di pinggir Jl Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo. Peristiwa itu terjadi saat hujan lebat disertai angin kencang melanda Solo, Senin (8/10/2012) sekitar pukul 14.00 WIB. “Saya mendengar suara brakk. Setelah saya tengok ternyata ranting pohon asam putus,” kata Karulus kepada Solopos.com.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Karulus, putusnya ranting dikarenakan angin kencang dan hujan lebat. Beruntung, ranting pohon tidak menimpa pengguna jalan maupun kendaraan orang lain yang dititipkan di rumah Karulus. “Waktu itu, keadaan di sini masih sepi. Teras rumah ini saya manfaatkan untuk penitipan sepeda motor. Untungnya pas kejadian enggak orang atau kendaraan yang tertimpa. Kalau itu terjadi menimpa orang, siapa yang dipersalahkan?,” terang Karulus.

Karulus menceritakan pohon asam yang tertanam di depan rumahnya sudah ada sejak zaman Belanda. Dengan usia pohon yang sudah puluhan tahun tersebut, bisa mengakibatkan akar pohon cepat putus mendadak. “Apalagi pernah ada proyek dari dinas tertentu dengan menggali tanah sehingga akar pohon sebagian dipotong. Kondisi inilah yang membahayakan, karena akarnya telah dipotong terlebih dulu. Akibatnya ranting pohon tak kuat menahan beban bodi pohon yang mulai rapuh,” jelasnya.

“Yang saya inginkan, pihak DKP supaya merapikan ranting pohon yang semakin banyak. Apalagi sekarang sudah datang musim hujan. Jangan sampai DKP tinggal diam menunggu ada pohon roboh baru beraksi. Antisipasi agar tidak menimbulkan korban jiwa itu perlu,” paparnya.

Seorang petugas DKP Kota Solo, Harto mengatakan pohon yang menjadi taman kota tidak bisa ditebang sembarangan. “Kalau memang ada laporan pohon roboh, maka kami baru bertindak. Ketika pohon dinyatakan masih kuat, ya tak perlu dirobohkan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya