SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan. (Solopos/Dok)

Solopos.com, WONOGIRI -- Meski wilayah Wonogiri sudah diguyur hujan, namun diprediksi curah hujan tinggi baru akan terjadi pada November. Kendati demikian, warga Wonogiri diminta tetap waspada terhadap bencana.

Hujan yang mengguyur wilayah Wonogiri akhir-akhir ini curah hujannya masih sedikit. Curah hujan diperkirakan meningkat secara signifikan pada dasarian (sepuluh hari) ke dua November 2020 mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sosok Wahyu Glece, Pemuda Wonogiri yang Lagu Ciptaannya Dinyanyikan Happy Asmara

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri Bambang Haryanto, mengatakan, pada November, curah hujan di Wonogiri diperkirakan semakin besar. Siklon La Nina akan berpengaruh pada perubahan cuaca itu.

Ia mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melakukan pemetaan dan analisis curah hujan di Jawa Tengah sejak dasarian pertama Oktober lalu.

Menurut dia, secara umum, sifat hujan di Jawa Tengah normal dan di atas normal. Namun untuk Wonogiri curah hujan masih sedikit, belum signifikan atau kurang dari 100 mili meter.

Residivis Pencurian Handphone Lintas Solo Raya, Warga Manahan Dibekuk Polres Sukoharjo

"Hingga dasarian pertama Oktober, sebagian besar Wonogiri mengalami hari tanpa hujan [HTH] selama 31-60 hari. Bahkan di Kecamatan Purwantoro mengalami HTH dengan kriteria ekstrim atau lebih dari 60 hari," kata dia kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (12/10/2020).

Pancaroba

Saat pancaroba, lanjut dia, biasanya disertai dengan fenomena angin kencang. Beberapa hari lalu bencana alam itu sudah terjadi di Pencil, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, tepatnya di belakang Mapolres Wonogiri. Angin kencang mengakibatkan pohon tumbang.

"Ini masih ada waktu. Kami meminta masyarakat untuk memangkas atau mengurangi beban pohon, terutama yang dekat dengan permukiman. Hal itu sebagai bentuk mengurangi risiko bencana," ujar dia.

Bambang juga berharap agar masyarakat memperhatikan kondisi sekitar rumah, terutama yang berdekatan dengan tebing.

"Selama musim kemarau mungkin sebagian terjadi rekahan. Rekahan itu sebaiknya ditutup agar tidak dimasuki air hujan. Karena jika kemasukan air sangat rawan longsor," kata Bambang.

Menunggang Bareng Sapi Jawa, Hilangkan Kejenuhan Hingga Populerkan Sapi Lokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya