SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca ekstrem berupa hujan deras. (JIBI/Dok)

Solopos.com, CILACAP — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut banjir dan tanah longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Banyumas, Cilacap, dan sekitarnya disebabkan hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem yang terjadi sejak Jumat-Sabtu (7-8/10/2022).

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan berdasarkan pantauan hujan pada tanggal 8 Oktober di beberapa wilayah Kabupaten Cilacap, hujan ekstrem terjadi Jeruklegi dengan curah 345 mm, Sidareja 165 mm, Bandara Tunggul Wulung 246 mm, dan Kampung Laut 302 mm. Sedangkan hujan lebat hingga sangat lebat menerpa wilayah Kedungreja dengan curah 97 mm, Statmet Cilacap 115 mm, dan Dayeuhluhur 52 mm.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Sementara hujan ekstrem di Banyumas terpantau di wilayah Jatilawang yang mencapai 183 mm dan hujan lebat hingga sangat lebat terjadi di Bendung Ketenger 123 mm, Rempoah 132 mm, dan Sumbang 135 mm.

Hujan ekstrem di Kabupaten Banjarnegara terpantau di Mandiraja sebesar 197 mm dan Susukan 194 mm, serta hujan ekstrem di Kabupaten Purbalingga terpantau di Losari yang mencapai 245 mm dan hujan sangat lebat di Kalimanah 122 mm.

Ia mengatakan berdasarkan data informasi atmosfer tanggal 8 Oktober 2022 diketahui indeks ENSO di NINO3,4 tercatat minus 0,76. “Normalnya kurang lebih 0,5. Oleh karena minus, kondisi tersebut signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia,” katanya.

Baca juga: Banjir & Tanah Longsor Terjang Belasan Desa di Banyumas, Satu Rumah Tertimbun

Selain itu, Dipole Mode Index (DMI) terpantau minus 0,67 dari seharusnya dalam kondisi normal kurang lebi 0,4. Hal ini membuat suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan. Dengan demikian, aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat menjadi signifikan.

Di sisi lain, gelombang Rossby Ekuatorial terdapat di sebagian wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku bagian selatan, serta tipe Low terdapat di sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua bagian selatan.

Anomali suhu permukaan laut masih terpantau pada kisaran 1-4,1 derajat Celcius yang berpotensi mengakibatkan penambahan masa uap air.

Baca juga: Tanah Ambles, Perjalanan KA Lintas Selatan Jawa di Cilacap Terhambat

“Hal tersebut yang menyebabkan hujan lebat terjadi, dan masih berpotensi terjadi pada beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana banjir dan longsor yang masih berpotensi terjadi,” kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya