SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wonogiri menyemprotkan air dari mobil penyiram tanaman di sekitar Alun-alun Giri Krida Bhakti, Selasa (18/2/2014). (Bony EW/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI – Solusi menciptakan hujan buatan untuk menyapu abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud terkendala anggaran. Tak main-main, dana yang dibutuhkan untuk menciptakan hujan buatan kurang lebih Rp25 miliar.

Abu vulkanis masih menutupi sebagian ruas jalan protokol di Kabupaten Wonogiri. Selain ruas jalan, abu vulkanik juga masih menutupi atap rumah penduduk. Saat angin berembus, abu vulkanik bertebaran sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sementara sebagian kalangan masyarakat tetap membersihkan abu vulkanik di lingkungannya masing-masing. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri kembali mengerahkan mobil pemadam kebakaran (damkar) untuk menyemprot abu vulkanik di ruas jalan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Muhammad Ainnur Ridho, mengatakan abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud bisa menjadi masalah serius apabila hujan tak kunjung datang. Dia memperkirakan abu vulkanik bisa bertahan menyelimuti wilayah Kota Gaplek hingga sepekan ke depan bila tak turun hujan.

“Abu vulkanik memang dapat mengganggu kesehatan manusia, makanya kami sangat berharap turun hujan untuk membersihkan abu vulkanik,” katanya saat ditemui Espos di kantornya, Selasa (18/2/2014) siang.

Menurut dia, solusi lainnya dengan menciptakan hujan buatan untuk membersihkan abu vulkanik. Namun, upaya tersebut terganjal dana lantaran anggaran daerah cukup terbatas.

Dia mencontohkan, dana yang dibutuhkan untuk menciptakan hujan buatan di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sekitar kurang lebih Rp25 miliar. Artinya, Pemkab Wonogiri dipastikan tak akan menciptakan hujan buatan lantaran keterbatasan anggaran. “Dana yang dibutuhkan untuk menciptakan hujan buatan cukup besar sementara anggaran daerah terbatas. Kami tetap akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengerahkan mobil damkar,” tandas Ridho.

Pihaknya meminta agar masyarakat membersihkan abu vulkanik di linkungan rumahnya masing-masing. Pasalnya, mobil damkar yang dikerahkan hanya berjumlah tiga unit.

Sementara seorang warga Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Sujarwo menuturkan para warga di wilayahnya melakukan kerja bhakti membersihkan abu vulkanik pada Minggu (16/2) lalu. Dia meminta keseriusan Pemkab Wonogiri menangani abu vulkanik yang menempel di atap rumah penduduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya