SOLOPOS.COM - Ilsutrasi sakit pernapasan akibat abu vulkanik (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO — Penyakit gangguan saluran pernapasan mulai menyerang warga Sukoharjo.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo yang juga Kepala Puskesmas Bulu, Iskandar mengatakan jumlah pasien penderita asma mengalami peningkatan sejak Sabtu (15/2/2014) lalu.

“Pantauan kami di Desa Tiyaran [Bulu], terjadi peningkatan jumlah pasien dengan gangguan asma. Bahkan beberapa pasien meminta penanganan dengan uap [diuapi],” katanya kepada Solopos.com, Minggu (16/2/2014).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Iskandar menduga peningkatan jumlah pasien asma disebabkan pekatnya debu abu vulkanik. Dia menjelaskan penyakit asma berpotensi kambuh dalam kondisi banyak abu seperti sekarang. Penyakit asma menurut dia merupakan gangguan pernapasan yang bersifat genetik. Pengidap asma biasanya merespons secara berlebihan bila ada benda asing yang masuk pernafasan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Bila orang normal biasanya hanya merespons dengan bersin atau produksi lendir. Pengidap asma bereaksi over. Saluran pernafasan mereka menyempit, bengkak lantas mengeluarkan lendir berlebihan,” urainya.

Selain bisa memicu kambuhnya asma, Iskandar menerangkan debu abu vulkanik berpotensi menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Untuk itu dia mengimbau masyarakat ekstra hati-hati. Caranya dengan mengurangi kegiatan di luar rumah atau mengenakan masker bila terpaksa keluar rumah. Dia mengimbau para orang tua melarang anak beraktivitas di luar rumah.

Pernyataan senada disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Guntur Subiyantoro. Menurut dia penyakit gangguan pernafasan sangat berpotensi menyerang warga beberapa hari terakhir. Pasalnya debu abu vulkanik Gunung Kelud masih cukup tebal di lingkungan tempat tinggal dan ruas-ruas jalan. Namun hingga Minggu siang Guntur mengaku belum mendapatkan laporan adanya peningkatan jumlah pasien.

“Beberapa waktu terakhir ada peningkatan pasien ISPA di Puskesmas-Puskesmas. Tapi itu karena sekarang sudah masuk siklus musim pancaroba. Jadi bukan karena debu abu vulkanik,” katanya.

Namun Guntur menyatakan kewaspadaan dini terhadap potensi serangan penyakit ISPA harus dilakukan. Konkretnya dengan mengurangi kegiatan di luar rumah dan selalu menggunakan masker.
Tidak hanya itu, menurut Guntur warga juga perlu melindungi mata menggunakan kaca mata saat beraktivitas di ruang terbuka. Sejauh ini DKK sudah membagikan 15.000 masker kepada masyarakat. Masker-masker tersebut dibagikan secara gratis kepada warga melalui Puskesmas dan dibagikan kepada pengguna jalan atau tempat strategis. “Sekarang sudah turun lagi bantuan dari Pemprov Jateng sebanyak 7.500 masker gratis. Kami bagikan melalui Puskesmas,” terang dia.

Guntur mengaku sudah menginstruksikan seluruh jajaran puskesmas di Sukoharjo untuk bersiaga menghadapi gangguan kesehatan masyarakat yang disebabkan abu vulkanik. “Obat-obatan seperti penurun panas dan antibiotik sudah kami siagakan di pPuskesmas,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya