SOLOPOS.COM - Pendukung Presiden Hugo Chavez berkumpul di depan Istana Kepresidenan Miraflores di Ibukota Venezuel, Caracas, untuk menyambut hasil Pemilu presiden yang mengukuhkan Chavez untuk masa jabatan berikutnya, Minggu (7/10/2012) malam waktu setempat. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Pendukung Presiden Hugo Chavez berkumpul di depan Istana Kepresidenan Miraflores di Ibukota Venezuel, Caracas, untuk menyambut hasil Pemilu presiden yang mengukuhkan Chavez untuk masa jabatan berikutnya, Minggu (7/10/2012) malam waktu setempat. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

CARACAS – Presiden Venezuela Hugo Chavez kembali terpilih dalam Pemilu presiden di negeri Amerika Latin itu. Kemenangan Chavez memupus harapan kalangan oposisi untuk mengakhiri 14 tahun masa pemerintahan presiden berhaluan sosialis itu.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Chavez, 58, berdasarkan perhitungan pada Minggu (7/10/2012) waktu setempat berhasil meraup 54,42 persen suara pada saat suara yang dihitung sudah mencapai 90 persen. Rivalnya, Henrique Capriles, 44, meraup 44,97 persen. Para pendukung mantan perwira militer itu langsung turun ke jalanan Ibukota Caracas untuk merayakan kemenangan Chavez yang memang diidolakan warga miskin. Bagi sejumlah negara sosialis di kawasan Amerika Latin, kemenangan Chavez juga cukup melegakan karena selama ini pemerintahan Chavez cukup murah hati berbagi rezeki dari minyaknya.

Di sisi lain kubu oposisi yang saat ini banyak dinilai jauh lebih kuat saat menyongsong Pemilu dibandingkan masa-masa sebelumnya langsung dirundung mendung. Banyak simpatisan opisisi yang langsung menangis saat tahu hasil Pemilu. Kini kaum oposisi harus segera memulihkan diri dan bersiap untuk menghadapi Pemilu lokal Desember mendatang.

Sejak berkuasa tahun 1999, Chavez langsung menarik perhatian dunia dengan pencitraan sikapnya sebagai tokoh antiimperialisme. Dia suka memancing ketegangan dengan AS seraya merangkul banyak pemimpin negeri yang selama ini disisihkan atau dicurigai dunia Barat seperti Iran atau negara-negara eks Uni Soviet. Di dalam negeri, Chavez juga membangun citra sebagai pembela kaum miskin dan sebagai pewaris semangat tokoh antikolonialisme Amerika Latin, Simon Bolivar. Memanfaatkan mengucurnya pendapatan negara dari kenaikan harga minyak, dia merilis banyak program pengentasan kemiskinan dan pelayanan kesejahteraan rakyat. Dia juga memanfaatkan latar belakangnya sebagai rakyat jelata dan kemampuannya untuk berorasi selama berjam-jam untuk menggalang dukungan rakyat bawah.

Di sisi lain, meningkatnya perolehan suara dari kaum opisisi juga bisa menjadi sinyal bahwa makin banyak orang yang tak puas dengan kinerja Chavez yang dinilai gagal memperbaiki kerusakan infrastruktur dasar seperti sarana transportasi, pasokan listrik dan korupsi yang merajalela di semua lini dan sektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya