SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

New York-– Perdana Menteri (PM) China, Wen Jiabao, tidak mau menemui PM Jepang, Naoto Kan, kendati mereka tengah berada di New York, AS, dalam rangka sidang tahunan PBB. Wen justru menegaskan desakan China agar Jepang segera membebaskan seorang warganya, yang ditahan sejak awal September di wilayah maritim yang masih dipersengketakan kedua negara.

Seperti dikutip kantor berita pemerintah China, Xinhua dan dilansir vivanews.com, Rabu (22/9), Wen menyatakan bahwa Jepang harus “secepatnya dan tanpa syarat” membebaskan Zhan Qixiong – seorang kapten kapal penangkap ikan yang kini ditahan Jepang. “Bila tidak, China akan mengambil langkah-langkah berikut,” kata Wen.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Pemerintah China geram dengan sikap Jepang yang memperpanjang masa penahanan kepada Zhan. Pria berusia 41 tahun itu bersama para awak ditangkap polisi penjaga pantai Jepang pada 7 September lalu.

Penangkapan terjadi di suatu bagian di Laut China Timur, yaitu di dekat pulau yang masih dipersengketakan kedua negara. Jepang menyebutnya Senkaku, sedangkan China menamainya Diaoyu.

Sebanyak 14 awak kapal sudah dilepas pada Senin, 13 September 2010, namun Zhan tetap ditahan. Penahanan Zhan menimbulkan kemarahan pemerintah China. Mereka menilai Jepang sudah melakukan “penahanan secara ilegal.” Itulah sebabnya gelombang protes di China dan Hong Kong telah berlangsung sebelum Beijing memutuskan penangguhan kerjasama bilateral dengan Jepang.

Apalagi pengadilan di Jepang, Minggu 19 September 2010, memperpanjang penahanan atas Zhan selama sepuluh hari. Kemarahan China pun kian menjadi. Mereka menuntut Jepang segera melepaskan Zhan.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Jiang Yu, menegaskan bahwa Wen tidak akan bertemu dengan PM Jepang saat mereka menghadiri sidang tahunan Majelis Umum PBB. China tidak akan menemui pejabat Jepang sampai warganya dibebaskan.

“Jepang memegang peran kunci dalam menyelesaikan masalah ini,” kata Jiang seperti dikutip laman harian The New York Times. “Pihak Jepang harus menyadari situasi ini dan membebaskan kapten kapal secepatnya dan tanpa syarat,” lanjut Jiang.

Sejumlah pengamat menilai bahwa momen krusial akan terjadi pada Rabu pekan depan, 29 September 2010. Itu adalah hari ke-20 penahanan Zhan. Bila pihak berwenang Jepang memutuskan bahwa tersangka harus diadili, maka penahanan kembali diperpanjang dan bila tidak dia harus dilepas. Maka, momen itu juga akan menentukan apakah hubungan China dan Jepang kian memburuk.

vivanews/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya