SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi. (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

 Hari Pangan Sedunia 2015 diselenggarakan Keuskupan Agung Semarang, Rabu-Minggu (14-18/10/2015).

Kanalsemarang.com, MAGELANG- Pertemuan nasional Hari Pangan Sedunia 2015 diselenggarakan Keuskupan Agung Semarang, Rabu-Minggu (14-18/10/2015), dipusatkan di Bantul, Yogyakarta, sebagai upaya menyiapkan generasi muda terlibat usaha menyuburkan pertanian lestari.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Salah satu tujuan pertemuan nasional HPS tahun ini untuk menyiapkan generasi muda di berbagai daerah di Indonesia untuk terlibat dalam usaha-usaha menyuburkan pertanian lestari, melahirkan produk-produk organik melalui proses yang organik,” kata Romo Alexus Dwi Aryanto yang juga Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Semarang itu, di Magelang, Jumat (16/10/2015).

Ia mengatakan hal itu ketika mendampingi para peserta HPS 2015 yang sedang menjalani agenda live in pertanian organik Sekolah Sawah di kawasan barat daya Gunung Merapi di Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Sebanyak 17 perwakilan pegiat pertanian organik berasal dari berbagai keuskupan di Indonesia mengikuti “Sekolah Sawah” yang dijalani para siswa kelas III-VI SD Prontakan Desa Ngargomulyo. Pelajaran “Sekolah Sawah” dirintis sejak Tahun Ajaran 2012/2013 oleh pengelola sekolah itu didukung para petani organik yang tergabung dalam Tim Edukasi Tuk Mancur Desa Ngargomulyo.

Ia menyebut puluhan peserta HPS lainnya mengikuti agenda serupa di sejumlah tempat, seperti di areal pertanian organik Desa Kalirejo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Desa Sodong, Kecamatan Bedono, Kabupaten Semarang, Desa Kadirojo, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.

Para peserta “live in” , Kamis-Jumat (15-16/10/2015), katanya, belajar tentang upaya masyarakat desa dalam mengedukasi pertanian organik untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas di daerah masing-masing.

“Mereka belajar untuk edukasi banyak orang. Seperti di sini [Sekolah Sawah] yang mereka dapat bukan produknya, tetapi pengetahuan dan pengalaman anak-anak dan petani, tentang bagaimana mereka berproses bersama dalam pengelolaan pertanian organik,” katanya.

Ia menyebut anak-anak yang mengikuti pelajaran “Sekolah Sawah” memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan pertanian organik.

Mereka, katanya, dengan lancar mampu menjelaskan kepada peserta “live in” tentang berbagai hal, seperti proses secara organik untuk membuat tanah menjadi subur, menanam aneka sayuran, membuat benih ikan dan memelihara ikan, membuat pupuk organik, serta beternak kambing.

Ia mengemukakan bahwa pengembangan pola pertanian organik terkait dengan usaha secara alami dalam menjaga “keutuhan bumi”.

Peringatan HPS 2015 dengan tema “Bumi sebagai Rahim Pangan Milik Bersama” bertepatan dengan “25 Tahun Deklarasi Ganjuran”. Deklarasi itu, isinya terkait dengan gerakan pelestarian keutuhan ciptaan dan keberpihakan kepada petani. Hari Pangan Sedunia diperingati bertepatan dengan tanggal berdiri Badan PBB untuk Pangan dan Pertanian (Food and Agriculturale Organization) pada 16 Oktober 1945.

Berbagai kegiatan peringatan HPS 2015 yang diselenggarakan KAS dengan dukungan Konferensi Wali Gereja Indonesia, antara lain sarasehan, “live in”, gelar budaya, dan pameran, dengan sekitar 135 peserta yang juga perwakilan dari berbagai keuskupan di Indonesia serta komunitas pemerhati “Green Youth Education”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya