SOLOPOS.COM - Suasana kolam renang di Mahalaya The Legacy, hotel dengan konsep butik yang mengusung tema Indo-Dutch, resmi dibuka untuk mewarnai sektor perhotelan di Solo, Senin (8/8/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO— Resmi dibuka di Solo, hotel berbintang dengan konsep Indo-Dutch yang tetap menguatkan lokalitasnya, yakni Mahalaya The Legacy, Senin (8/8/2022).

Berlokasi di sisi utara Pasar Legi, Mahalaya The Legacy menawarkan beragam fasilitas dan pengalaman yang diklaim berbeda dari hotel-hotel lain di Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mengusung konsep butik Indo-Dutch, hotel tersebut memiliki tampilan Indonesia-Belanda yang cukup kental. Terutama dengan bentuk bangunan serta ornamen di dalamnya. Namun hotel tersebut juga menampilkan hal-hal unik yang sangat khas dari budaya Jawa atau Solo. Seperti batik, foto-foto Solo zaman dulu yang ada hampir di semua lorong, hingga perabot jadul di dalamnya.

Owner Mahalaya The Legacy, Hendarto Prasetiyo dan Natasya Aviana Prasetiyo, pada Shoft Opening Mahalaya The Legacy, Senin (8/8/2022) menjelaskan mengenai konsep hotel barunya itu.

Baca Juga: Solo Masih Butuh Hotel Bintang 5, Ini Alasannya

Mahalaya The Legacy, hotel dengan konsep butik yang mengusung tema Indo-Dutch, resmi dibuka untuk mewarnai sektor perhotelan di Solo, Senin (8/8/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)
Mahalaya The Legacy, hotel dengan konsep butik yang mengusung tema Indo-Dutch, resmi dibuka untuk mewarnai sektor perhotelan di Solo, Senin (8/8/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Menurut Natasya, melalui Mahalaya The Legacy, pihaknya ingin menghadirkan hotel di Solo yang benar-benar mencerminkan Solo.

“Mahalaya The Legacy ini menawarkan hotel yang benar-benar Solo banget. Ini yang membedakan dengan hotel-hotel lain. Kami ingin menguncung merasakan pengalaman berbeda dengan budaya yang kental, mulai arsitektur, interior, pelayanan hingga makanannya,” jelas dia.

Bukan hanya itu, dengan mengusung konsep butik, Mahalaya The Legacy juga menawarkan hotel yang serasa di rumah sendiri. Beberapa sudut hotel didesain dengan konsep yang membuat kesan pengunjung sedang berada di rumah.

Mengenai segmen pasar, Natasya mengatakan Mahalaya The Legacy merupakan hotel yang bisa disasar oleh semua kalangan. “Semua orang yang ingin main ke Solo dan merasakan pengalaman hotel yang berbeda, bisa datang ke sini,” kata dia.

Dia menjelaskan konsep hotel tersebut adalah hotel butik, jadi bukan hanya untuk menginap. Bukan hanya untuk orang yang datang, menginap, besoknya bangun lalu ceck out. Pihaknya berharap bisa lebih dari itu, pengunjung bisa main ke hotel untuk merasakan makanannya, fasilitas yang ada, sensasinya dan sebagainya.

Ditambahkan Hendarto, Mahalaya The Legacy muncul sebagai bentuk dukungan untuk program pemerintah dalam menghidupkan pariwisata. “Indonesia khususnya di Kota Solo ini tengah menggalakkan pariwisata. Kami ingin memberi kontribusi dengan membuat hotel untuk mendukung program pemerintah,” jelas dia.

Baca Juga: Pembangunan Masjid Sriwedari Solo Mandek 2 Tahun, Ini Langkah Gibran

Dia mengatakan bangunan yang saat ini menjadi bangunan Mahalaya The Legacy merupakan aset warisan dari orang tua. “Bangunan ini bagi kami sekeluarga sangat bersejarah. Ini milik orang tua kami yang dulunya toko. Kemudian karena di depan juga sudah ada Toko Luwes Kestalan, agak aneh kalau ada dua toko berhadapan. Maka kami putuskan untuk membangun hotel. Bangunan ini dibuat kami dedikasikan untuk orang tua kami,” lanjut dia.

Sementara itu General Manager Mahalaya The Legacy, Mohammad Iqbal, mengatakan dengan konsep butik, hotel tersebut tidak hanya menyediakan kamar, artinya dengan fasilitas yang ada bisa dinikmati siapapun termasuk yang hanya datang untuk menikmati menu makanan di De’pslies Restaurant, berenang di verse Munt Pool Bar, spa, gym dan sebagainya.

“Hotel ini hadir dengan produk dan servis yang dapat dinikmati siapa saja yang ingin menikmati hotel secara sebenarnya. Bukan hanya produk yang berkualitas namun servis yang bukan hanya excellence tapi memberikan kesan yang tidak ada habis-habisnya,” jelas dia.

Pada tahap awal ini, Mahalaya The Legacy memiliki 53 kamar dengan berbagai tipe kamar. Konsep interior kamar juga menggabungkan konsep budaya Jawa, Belanda, dan Tionghoa di era 1900-an.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya