SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hotel di Malang menangguk berkah libur akhir tahun sehingga okupansinya mencapai 85%.

Madiunpos.com, MALANG — Rerata tingkat hunian hotel di Kota Malang pada libur akhir tahun 2015 mencapai 85% atau meningkat 20% bila dibandingkan momentum sama sama pada 2014.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Malang Slamet Sudiharto mengatakan penyebab tingginya tingkat hunian hotel di kota tersebut karena libur akhir tahun relative panjang. “Di sisi lain, objek-objek wisata di sekitar Kota Malang, seperti di Batu dan Kabupaten Malang diminati wisatawan,” ujarnya di Malang, Senin (4/1/2016).

Objek-objek wisata di Kota Batu diminati keluarga karena ada unsure edukasinya, sedangkan di Kabupaten Malang kaya dengan keindahan alam baik berupa objek wisata pantai maupun pegunungan. Karena itulah, dari 23 hotel berbintang 3-5 dengan 2.100 kamar sebagian besar terisi pada libur panjang akhir tahun dari 20-31 Desember 2015.

Karena itu pulalah, pengelola hotel di Malang diakui Slamet Sudiharto, bisa menjual kamar dengan harga yang bagus, yakni dengan diskon yang terbatas, sekitar 10%. “Bahkan di Sahid Malang, kami bisa menjual kamar di atas harga list pada 30-31 Desember 2015 karena tingginya minat wisatawan. Selama dua hari, kami fully booked,” ujar Slamet yang juga Manajer Umum Hotel Sahid Montana dan Sahid Montana Dua Malang itu.

Lebih menggembirakan para pengelola hoel di Malang, sebagian besar tamu long stay alias tinggal lama, minimal dua hari. Kebanyakan wisatawan yang datang ke Malang, terutama dari Surabaya. Yang juga banyak adalah wisatawan dari Jakarta yang terdiri atas keluarga. Karena itulah, penerbangan dari Jakarta-Malang pada musim libur akhir tahun 2015 cukup padat. Pada 20-31 Desember, hampir semua maskapai fully booked.

Menggembirakan Sepanjang Tahun
Untuk tingkat hunian sepanjang 2015 di Kota Malang, kata dia, juga menggembirakan karena ada pertumbuhan 10% bila dibandingkan 2014. Tingkat okupansi hotel di Malang sepanjang 2015 mencapai 60%, sedangkan di Sahid Malang mencapai 55%.

Ramainya permintaan kamar hotel terutama terjadi pada November, terutama oleh kalangan pemerintahan. Hal itu terjadi setelah pemerintah mencabut larangan bagi PNS menggelar rapat di hotel.

Sebelumnya, kalangan pengola hotel di Malang sempat ketir-ketir bahwa tringkat hunian akan anjlok karena larangan PNS menggelar rapat di hotel. Padahal pangsa pasar hotel sangat bergantung pada MICE (meetings, incentives, conferencing, exhibitions), selain dari travel, keluarga, dan individu.

Dari Januari-Maret, tingkat hunian rontok hingga tinggal sekitar 30% sehingga berdampaknya dilakukannya PHK pekerjanya. Ada sekitar 400 pekerja yang sudah di PHK akibat rendahnya tingkat hunian di Malang. PHK tidak dapat dihindari karena tingkat hunian kota hotel di Malang menurun drastis semenjak adanya larangan bagi instansi pemerintah menggelar rapat di tempat tersebut.

Rerata tingkat hunian hotel di Malang sampai dengan Februari 2015, kata dia, hanya mencapai 28%. Padahal sebelum ada larangan tersebut, tingkat hunian kota untuk hotel di Malang rerata mencapai 70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya