SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar hotel (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Hotel di Malang sepi tamu, salah satunya karena belum jelasnya regulasi baru terkait rapat PNS.

Madiunpos.com, MALANG — Tingkat hunian hotel di Malang tetap sepi tamu akibat persaingan yang tajam serta belum jelasnya regulasi baru yang kembali memperbolehka pegawai negeri sipil (PNS) menggelar kegiatan di fasilitas tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Malang Herman Maryono mengatakan pada periode Juli hingga medio Agustus 2015 tingkat hunian hotel sempat membaik karena banyak hari libur, terutama pada Juli yang bertepatan dengan libur panjang Lebaran 2015. “Pada Agustus 2015 tingkat hunian juga meningkat karena masih banyak hari libur,” ujarnya di Malang, Senin (31/8/2015).

Namun, sambungnya, pada 20 Agustus dan sesudahnya, tingkat hunian hotel di Malang anjlok. Tingkat hunian kota di bawah 20%-40%, padahal saat ramai bisa meningkat 60%-70%.

Hal itu, menurut Herman Maryono, terjadi karena jumlah hotel di Malang terlalu banyak sehingga jumlah tamu harus dibagi dengan hotel yang lain. Faktor lainnya, diperbolehkannya kembali PNS menggelar rapat di hotel juga masih belum jelas karena edaran resmi dari pemerintah masih belum ada sehingga aparat pemerintah masih enggan menggelar kegiatan di sana.

Diskon Besar
Dampak dari sepinya tamu, maka hotel saling berebut tamu dengan program diskon yang besar. Tarif hotel tidak ada yang tetap, selalu berubah-ubah.

Jika ada hotel yang mengklaim tingkat huniannya tinggi, kata dia, maka harus dilihat rate tarif yang diberlakukan. Hampir bisa dipastikan bahwa diskon tarif kamar dipatok tinggi. “Secara sederhana, sebenarnya hotel yang memberikan diskon tinggi tamunya turun. . Misalnya tamu berjumlah 100 orang dengan diskon 50%, maka sebenarnya jumlah riil tamu hanya 50 orang,” katanya.

Hotel di Malang saat ini sekitar 60 titik. Dari jumlah itu, sekitar 20 hotel kategori bintang 3 dan 4. Dengan hotel sebanyak dan trennya terus bertambah, maka persaingan antarhotel akan semakin keras.

“Kondisinya nanti seperti di Bali dan Bandung yang tarif kamarnya banyak didiskon karena persaingan antarhotel sangat sengit,” ujarnya.

Didukung Kegiatan Kota
Marketing Communication Manager Hotel Best Western OJ Malang Ledya Shelvy mengatakan tingkat hunian di hotel yang berlokasi cukup bagus mencapai 70%, Agustus lalu. “Bahkan Juli bisa mencapai 73% karena bersamaan dengan libur panjang Lebaran,” ujarnya.

Faktor pendongkrak tingkat hunian hotelnya, menurut Ledya Shelvy adalah adanya kegiatan penting di Malang dan sekitarnya. Dia mencontohkan, kegiatan pawai bunga dan kendaraan hias ternyata mampu menarik wisatawan datang ke Kota Malang sehingga membutuhkan layanan hotel.

“Jadi untuk meningkatkan tingkat hunian, maka pemerintah diharapkan sering menggelar kegiatan budaya dan pariwisata yang besar sehingga dapat menarik kedatangan wisatawan,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya