SOLOPOS.COM - PENJAGAAN -- Mobil polisi terlihat di depan pintu masuk komplek rumah sakit militer Maadi, tempat mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak dirawat. Mubarak kini dilaporkan dalam kondisi kritis dan hidupnya hanya bisa dipertahankan dengan alat-alat bantu medis. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

PENJAGAAN -- Mobil polisi terlihat di depan pintu masuk komplek rumah sakit militer Maadi, tempat mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak dirawat. Mubarak kini dilaporkan dalam kondisi kritis dan hidupnya hanya bisa dipertahankan dengan alat-alat bantu medis. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

KAIRO – Puluhan ribu demonstran kembali memenuhi Lapangan Tahrir, Kairo, menuntut penyerahan kekuasaan dari dewan jenderal, Selasa (19/6) waktu setempat. Sementara mantan Presiden Hosni Mubarak, dikabarkan dalam kondisi kritis dan harus tergantung pada mesin penunjang, Rabu (20/6/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menyusul klaim kemenangan dalam pemilu presiden Mesir, para pendukung Ikhwanul Muslim mendesak para jenderal berkuasa segera menyerahkan kekuasaan secara nyata. Sebelumnya, Amerika Serikat menuding Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) menyerang demokrasi melalui dekrit inkonstitusional mereka.

Sekitar 10.000 pendukung Ikhwanul Muslim berkumpul di Lapangan Tahrir pada Selasa petang waktu setempat, tempat lahirnya revolusi menentang rezim Mubarak lebih dari setahun lalu. “Turunkan kekuasaan militer,” seru massa yang berkumpul dalam sebuah aksi terbesar sejak Mubarak lengser.

“Dewan militer harus tetap berpegang pada apa yang harus mereka lakukan,” ujar Hassan al-Attar, 60, sambil memegang poster. Ditambahkannya, para jenderal tersebut berusaha keras mempertahankan kekuasaan karena takut bergabung dengan Mubarak di penjara karena aksi penindasan dan korupsi mereka.

Terpisah, Mubarak, 84, kembali dipindahkan ke rumah sakit dari penjara, setelah kesehatan terus menurun dan dalam kondisi kritis. Mubarak dilaporkan harus bergantung pada mesin penunjang kehidupan, setelah menderita stroke di penjara, Selasa.

“Kesehatan Mubarak menurun cepat dan jantungnya berhenti berdetak,” lapor Kantor Berita MENA, mengutip seorang pejabat keamanan. Jantung Mubarak berhasil kembali berdetak setelah dipacu, namun kemudian mengalami stroke.
Kondisi kesehatannya yang mengkahwatirkan itu membuatnya dipindahkan ke rumah sakit militer di Kairo dari penjara Torah, Rabu. Menurut laporan MENA, Mubarak sempat dinyatakan meninggal secara klinik saat baru tiba di rumah sakit.

Mayjen Mohsen el-Fangari, salah seorang anggota SCAF, kepada situs surat kabar Al-Shorouk, mengatakan, Mubarak berada dalam “kondisi sangat kritis”, namun membantah kabar kematiannya. Istri Mubarak, Suzanne, dilaporkan telah berada di unit perawatan intensif tempat Mubarak dirawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya