Solopos.com, KLATEN — Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten memastikan data nomor ponsel seluruh siswa sudah diunggah dalam data pokok pendidikan (Dapodik) untuk diusulkan mendapatkan bantuan kuota internet.
Namun, Disdik Klaten masih menunggu informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait penggelontoran bantuan.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Kepala Disdik Klaten, Wardani Sugiyanto, mengatakan tak ada kriteria tertentu bagi siswa yang diajukan mendapatkan bantuan. Dia menjelaskan seluruh data nomor ponsel siswa yang digunakan untuk mengikuti pembalajaran daring diusulkan mendapatkan bantuan baik siswa SD maupun SMP. Di Klaten ada sekitar 90.013 siswa SD dan 42.637 siswa SMP.
"Semua kami usulkan baik SD dan SMP. Nantinya bantuan berupa kuota untuk siswa 35 GB. Guru direncanakan juga mendapatkan sebesar 42 GB," jelas Wardani saat ditemui di Gedung Sunan Pandanaran Klaten, Senin (14/9/2020).
Ngamuk, Wanita Ini Nekat Bugil Gara-Gara Kucingnya Dilarang Masuk Gym
Wardani mengatakan belum mendapatkan informasi resmi dari Kemendikbud kapan bantuan itu bakal digelontorkan ke nomor ponsel siswa. Namun, dia memperkirakan bantuan baru diberikan setelah Selasa (15/9/2020).
Sebagai informasi, Kemendikbud memberikan batas waktu proses veriikasi dan validasi data nomor ponsel pada Selasa. "Nanti setelah tanggal 15 September diproses. Ditunggu saja," urai dia.
Wardani menegaskan Disdik tak mengarahkan siswa menggunakan kartu ponsel dari provider tertentu untuk menyalurkan bantuan kuota internet tersebut. Dari informasi yang dihimpun, sejumlah operator seluler menawarkan bantuan kartu perdana kepada siswa di Klaten.
"Kami tidak mengarahkan anak-anak menggunakan kartu seluler tertentu. Biarkan anak menggunakan kartu seluler sesuai dengan keinginan mereka," kata dia.
Kelompok Belajar
Di sisi lain, Wardani menjelaskan hingga kini kegiatan belajar mengajar masih diberlakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selain dilakukan melalui daring, ada sejumlah kegiatan pembelajaran dilakukan dengan membentuk kelompok belajar siswa terutama di tingkat SD.
Seberangi Bengawan Solo Pakai Batang Pisang, Remaja Sambungmacan Sragen Tewas Tenggelam
Wardani mengatakan model pembelajaran yang digulirkan semi home schooling. Guru mendatangi kelompok-kelompok kecil menggelar pembelajaran secara terbatas di rumah siswa. Hal itu menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi siswa jenuh mengikuti pembelajaran secara daring.
"Guru mendatangi satu per satu kelompok terdiri dari tiga sampai lima anak. Mencari tempat yang representatif dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19," jelas dia.
Terlepas dari bantuan kuota internet, Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Kemalang Klaten, Wuri Handayani, mengatakan model pembelajaran dengan guru mendatangi kelompok belajar tersebut masih dilakukan.
"Guru-guru di wilayah kami aktif mendatangi kelompok-kelompok kecil untuk belajar para siswa. Ini juga mengikuti permintaan orang tua agar siswa bertemu dengan gurunya. Kondisinya juga memungkinkan dilakukan di Kemalang karena memang relatif masih berada pada zona hijau [tidak ada kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19]," kata dia.