SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di jalan menuju Museum Purba Klaster Dayu, Gondangrejo, Karanganyar Jumat (20/11/2020). (Solopos.com/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Disparpora Kabupaten Karanganyar akan membahas pembukaan kembali Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu pada pekan depan.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menyampaikan hal itu saat ditanya rencana pembukaan museum yang berada di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo itu. Titis mengaku sedang akan membicarakan hal itu dengan pihak Balai Pelestarian Situs Manuasi Purba Sangiran (BPSMPS).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Sopir Pengacara Habib Rizieq Ditangkap Karena Bawa Golok, Katanya Buat Potong Mangga

"[Museum Manusia Purba Sangiran Klaster] Dayu lagi arep rapat tanggal 30 Mare, Rabu. Rapat untuk launching buka [kembali]. [Rapat] dengan [BPSMP] Sangiran," kata Titis saat ditemui wartawan pada Jumat (26/3/2021).

Titis memperkirakan Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu Karanganyar akan buka pada awal April. Ditanya tentang pesiapan pembukaan, Titis mengklaim Disparpora Kabupaten Karanganyar sudah siap. Terutama kesiapan menyambut pengunjung di tengah pandemi Covid-19.

"Perkiraan ku April [mulai buka]. Persiapan sudah semua. Kan membatasi jumlah kunjungan saja. Seperti yang lainnya kan 50% dari kapasitas. Kapasitas museum itu bisa 1.000 orang per hari," jelas dia.

Tak Khawatir

Dia mengaku tidak khawatir dengan pengunjung museum itu di masa pandemi Covid-19. Menurut dia, jumlah pengunjung museum pada hari biasa atau saat tidak ada pandemi itu belum mencapai separuh dari kapasitas.

"Di sana kunjungan belum banyak. Enggak masalah. Kapasitas di sana sehari idealnya bisa 1.000 orang. Faktanya sehari kunjungan belum mencapai 200 orang. Jadi aman," tutur dia.

Baca Juga: Perwira TNI Jadi Korban Salah Sasaran Penggerebekan Satresnarkoba Polresta Malang Kota

Meski demikian, Titis menyampaikan penerapan protokol kesehatan (prokes) di kawasan objek wisata Kabupaten Karanganyar menjadi nilai tawar bagi wisatawan. Maksudnya, lanjut Titis, penerapan prokes tidak hanya menjadi kepatuhan pelaku usaha wisata terhadap aturan pemerintah.

"Prokes menjadi andalan kami untuk promosi wisata. Jadi prokes bukan dalam rangka kepatuhan saja, tetapi untuk kegiatan usaha pariwisata. Itu menjadi bagian dari strategi promosi, menjadi daya tarik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya