SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru. (Solopos-dok)

Solopos.com, SRAGEN -- Pemkab Sragen masih memiliki tanggungan untuk membayar upah 2.021 guru tidak tetap (GTT) dan 651 pegawai tidak tetap (PTT) di SD dan SMP pada 2020. Upah untuk GTT dan PTT itu menyedot APBD dengan nilai total Rp20,4 miliar.

Upah GTT dan PTT naik Rp50.000/bulan/orang pada tahun ini. Tahun lalu, GTT mendapat upah Rp650.000/bulan, sementara PTT mendapat upah Rp400.000/bulan. Saat ini, upah GTT naik jadi Rp700.000/bulan, sementara upah PTT naik jadi Rp450.000/bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Jika dulu upah GTT dan PTT itu namanya bansos [bantuan sosial] yang dikelola BPPKAD [Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah], sekarang berganti nama jadi upah atau honor dan dikelola langsung Disdikbud,” ujar Kabid Pembinaan dan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Sunari, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (10/2/2020).

Pilkada Sukoharjo: Spanduk Etik-Agus Bertebaran, Ternyata Ini Pemasangnya

Upah GTT dan PTT tersebut sudah dianggarkan di APBD Sragen sejak 2019. Upah GTT dan PTT pada 2019 cair setiap tiga bulan sekali. Pada 2020 ini, Sunari berharap upah itu bisa diterima GTT dan PTT setiap bulan.

“Saya berharap upah Januari bisa dibayarkan Februari, upah Februari bisa dibayarkan Maret. Begitu seterusnya. Namun, khusus upah Desember bisa dibayar di akhir Desember,” jelas Sunari.

Jumlah 2.021 GTT itu, kata Sunari, sesuai jumlah kekurangan guru di SD dan SMP. Terkait wacana penghapusan guru honorer sebagaimana disampaikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sunari belum bisa berkomentar mengingat belum ada petunjuk teknis terkait hal itu.

Viral Tugu Tol Madiun Disebut Mirip Palu Arit, Ini Penjelasan Pengelola

Sunari berharap penghapusan guru honorer bisa dilakukan dengan cara mengangkat mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) atau pegawai negeri sipil (PNS).

“Untuk bersaing dalam seleksi CPNS mungkin agak berat. Selain usianya sudah lebih dari 35 tahun, lawan yang mereka hadapi dalam seleksi CPNS itu dari masyarakat umum yang rata-rata baru lulus perguruan tinggi sehingga dari segi penguasaan materi ujian mereka lebih kuat. Saya kira cara yang paling baik itu ya mengangkat mereka menjadi P3K,”papar Sunari.

Bocoran! Tim Luar Negeri Bakal Ramaikan Peresmian Stadion Manahan Solo

Sementara itu, Ketua Forum Guru dan Tenaga Kependidikan (FGTK) Non-PNS Sragen, Abdul Aziz, mengatakan saat ini sebagian besar guru honorer atau GTT tengah fokus mempersiapkan diri menghadapi seleksi CPNS. Terkait wacana penghapusan guru honorer, dia berharap pemerintah segera mengangkat sisa GTT di Sragen menjadi P3K atau PNS.

“Sudah ada jawaban dari Kepala Disdikbud terkait wacana itu [penghapusan tenaga honorer]. [Pengangkatan menjadi P3K atau PNS itu] mudah-mudahan secepatnya bisa terealisasi,” terang Aziz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya