SOLOPOS.COM - Salah seorang pelanggan tengah mencari-cari koleksi buku lawas di Kios Buku Indra 1 yang terletak di Jl. Stadion Timur, Semarang Timur, atau belakang Stadion Diponegoro, Kamis (27/4/2017). Toko buku ini menyediakan koleksi buku mulai dari tahun 1960-sekarang. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Hobi baca buku, komik, maupun cerita silat jadul, tersalurkan di pasar buku Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Anda seorang penggemar komik dan sedang berkunjung ke Semarang? Jika ada waktu boleh singgah ke sentra penjualan buku di Jl. Stadion Timur, Semarang Timur atau tepatnya di gang belakang Stadion Diponegoro.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di lokasi ini, ada sekitar 20 kios semi permanen yang menjajakan berbagai jenis buku. Namun, dari deretan kios itu ada satu yang khusus menyediakan buku-buku bacaan, seperti komik, novel, hingga buku-buku cerita silat (cersil) terbitan tahun 1960-an, seperti Naga Sasra dan Sabuk Inten, Api di Bukit Menoreh karya S.H. Mintardja, hingga buku-buku cersil karangan Asmaraman Kho Ping Ho.

Tak hanya buku-buku cersil tempo dulu alias jadul, kios buku bernama Indra 1 itu juga menyediakan komik-komik lawas, seperti Tapak Suci, Tiger Wong, Kungfu Boy, Pendekar Pedang Langit, hingga komik-komik baru seperti Naruto.

Ekspedisi Mudik 2024

Budi Santoso, pemilik kios buku Indra 1, mengatakan buku, komik, dan cersil yang ada di kiosnya tidak hanya melayani pembelian, tapi juga penyewaan. Tiap buku, baik yang lama maupun baru, disewakan kepada para pengunjung dengan harga Rp2.500-10.000.

“Rata-rata buku yang lama, keluaraan tahun 1960-an, saya sewakan. Sayang, kalau dijual soalnya mengumpulkannya juga sulit. Kalau pun dijual, hanya yang tertentu saja,” ujar Budi saat berbincang dengan Semarangpos.com di kiosnya, Kamis (27/4/2017).

Budi menuturkan usaha jual beli dan penyewaan komik itu merupakan warisan dari ayahnya. Usaha itu sudah dijalankan keluarganya sejak tahun 1970-an.

Oleh karena itu, buku-buku yang disewakan pun terbilang kuno. Bahkan, ada beberapa buku yang tulisannya masih menggunakan ejaan lama, seperti cersil karya S.H. Mintardja.

“Dulu kami membuka persewaan buku ini di Jl. Mataram, terus sekitar tahun 1980-an pindah ke sini [Jl. Stadion Timur]. Nah, buku-buku lawas ini merupakan koleksi yang dulu. Sebagian masih ada di rumah saya di Gayamsari,” beber Budi.

Salah seorang penghobi komik tengah melihat koleksi buku di Kios Buku Indra 1 yang terletak di Jl. Stadion Timur, Semarang, Kamis (27/4/2017). Kios buku itu memiliki koleksi buku hingga 5.000 buku lebih. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Y.S.)

Salah seorang penghobi komik tengah melihat koleksi buku di Kios Buku Indra 1 yang terletak di Jl. Stadion Timur, Semarang, Kamis (27/4/2017). Kios buku itu memiliki koleksi buku hingga 5.000 buku lebih. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Y.S.)

Budi menyebutkan saat ini usaha rental buku tak sebagus dulu. Di era modern yang serba canggih seperti saat ini, usaha persewaan buku kalah dengan jejaring internet. Banyak penggemar buku yang tak lagi datang ke taman bacaan untuk membaca edisi terbaru komik kesayangannya. Mereka lebih memilih membaca lewat jejaring internet.

“Dulu sehari saja bisa meraih omset hingga ratusan ribu rupiah, tapi sekarang bisa dapat Rp50.000 saja sudah cukup bagus. Alhasil, banyak usaha persewaan buku yang memilih tutup, karena pendapatan tidak sesuai pendapatan,” tutur Budi.

Selain Kios Buku Indra 1, Budi mengaku keluarganya juga memiliki usaha persewaan buku di Kios Buku Indra 2 yang terletak di Jl. S. Parman, yang dikelola adiknya, Wahyu Roso. Namun, kios buku itu sebentar lagi bakal tutup karena kolaps.

Salah satu penggemar buku-buku lawas, Eko Sunaryoto, 37, warga Tambakijo, Semarang, menyayangkan banyaknya toko-toko persewaan buku yang gulung tikar. Ia menilai rental buku memiliki peran yang besar untuk mendorong minat baca masyarakat, terutama anak-anak.

“Banyak ungkapan yang mengatakan Membaca adalah Jendela Ilmu Pengetahuan. Maka itu, perlu digiatkan membaca. Ya, menurut saya sih membaca apa saja. Berawal dari membaca komik atau cersil, akan menumbuhkan minat membaca anak-anak, tak terkecuali bacaan yang bersifat ilmu pengetahuan,” aku Eko saat dijumpai Semarangpos.com di Kios Buku Indra 1.

Eko mengaku sejak dulu memang gemar membaca komik, seperti Kungfu Boy atau Tiger Wong. Selain hobi, membaca komik bisa menjadi sarana bernostalgia akan masa kecilnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya