SOLOPOS.COM - ilustrasi

HIV/AIDS Klaten, temuan kasus HIV/AIDS dari kelompok lelaki suka lelaki atau gay meningkat.

Solopos.com, KLATEN – Temuan kasus HIV/AIDS di Klaten pada kelompok lelaki suka lelaki (LSL) atau gay meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Temuan tersebut terutama untuk kelompok pelonjakan sejak 2014 lalu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pegiat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, Amin Bagus Panuntun, mengatakan dari pendataan yang dilakukan sebelum 2014 hanya terdeteksi lima LSL mengidap HIV/AIDS. “Tetapi, setelah 2014 itu angkanya melonjak. Saat ini jumlah LSL yang terdeteksi positif HIV/AIDS dari 2007-Oktober 2016 ada 26 orang,” kata Amin saat ditemui di sela Sarasehan Dalam Rangka Hari AIDS Sedunia 2016 di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (5/12/2016).

Amin menjelaskan penyebab melonjaknya temuan HIV/AIDS tersebut beragam. Melonjaknya temuan kasus HIV/AIDS tersebut setelah kelompok LSL atau gay mulai membuka diri dan secara sukarela mengikuti tes deteksi HIV/AIDS.

Selain itu, ada kecenderungan peningkatan jumlah LSL di Kabupaten Bersinar. “Kalau menurut kami karena pendekatan ke komunitasnya mulai jalan. Selain itu, pertambahan [LSL] juga tinggi. Artinya, ada orang-orang baru yang masuk ke kelompok LSL tersebut,” urai dia.

Amin mengatakan orang-orang baru yang masuk ke kelompok LSL kebanyakan usia SMP dan SMA. Pola pikir yang masih labil membuat mereka mudah terpengaruh dengan iming-iming tertentu hingga bisa bergabung ke kelompok LSL.

“Iming-iming itu seperti ditawari uang hingga mereka mau dan masuk ke kelompok LSL. Untuk upaya penanggulangannya kami terus mendekati komunitas LSL. Kami berikan stok kondom untuk meminimalkan penyebaran HIV/AIDS dari komunitas itu. Agar tidak ada penambahan LSL baru, kami masuk ke sekolah-sekolah memberikan edukasi jangan sampai mereka terpengaruh dan masuk menjadi LSL,” ungkap dia.

Amin mengatakan kelompok LSL sangat rentan tertular virus HIV/AIDS. Karena itu, kelompok tersebut menjadi fokus penanganan KPA. Selain LSL, kelompok lain yang menjadi fokus penanganan seperti transgender serta wanita pekerja seks.

Sementara itu, berdasarkan data dari KPA Klaten, jumlah pengidap HIV/AIDS di Klaten pada 2007 sampai Oktober 2016 tercatat 481 orang dengan perincian 268 kasus HIV dan 213 kasus AIDS. Dari jumlah itu, sebanyak 53 pengidap meninggal dunia.

Sekretaris KPA Provinsi Jawa Tengah, Zaenal Arifin, mengatakan berdasarkan hasil temuan, sejak 1993 hingga September 2016 di Jateng terdapat 15.692 orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dari jumlah itu, 1.348 orang meninggal dunia.

Ia mengatakan harus ada keterlibatan dari berbagai pihak sebagai upaya penanggulangan HIV/AIDS. Upaya itu bisa dilakukan dengan pembentukan warga peduli AIDS yang berperan menggerakkan masyarakat terlibat langsung dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Jumlah warga peduli AIDS di Jateng saat ini 1.929 desa/kelurahan dari 8.576 desa/kelurahan.

Sementara itu, salah satu ODHA asal Boyolali, M, menceritakan didiagnosis terjangkit virus HIV/AIDS pada 2014 lalu. “Saya adalah gay dan saya terinfeksi HIV karena perilaku seksual yang salah yaitu melakukan hubungan dengan sesama, berganti-ganti pasangan, dan sering tidak menggunakan pengaman,” kata dia saat menyampaikan testimoni dalam sarasehan tersebut.

M mengatakan sejak didiagnosis positif HIV ia stres, cemas, susah tidur, serta depresi hingga berniat bunuh diri. Ia juga mendapat stigma dari masyarakat termasuk keluarganya.

“Beruntung masih ada teman-teman yang terus memberi semangat. Saat ini saya kembali optimistis menjalani hidup. sekarang tidak ada yang mendiskriminasi saya. Keluarga juga memberi support untuk penyembuhan saya mengikuti terapi,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya