SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Solopos/Dok.)

HIV/AIDS Klaten ini terkait pengucilan yang dilakukan masyarakat terhadap ODHA.

Solopos.com, KLATEN – Masyarakat dinilai masih kerap mengucilkan serta memberikan stigma negatif terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Koordinator Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) bagi ODHA Klaten, Riyo, mengatakan banyak temuan kasus yang didampingi KDS terkait stigma dari masyarakat kepada para ODHA.

Ia mencontohkan beberapa waktu lalu ada seorang waria yang dinyatakan positif terjangkit HIV/AIDS lalu mendapat diskriminasi dari lingkungan tempat ia tinggal.

“Dulu memang ditemukan seorang waria yang dinyatakan positif. Ketika dalam kondisi down, ia mendapat stigma [negatif] dari keluarga, lingkungan tempat ia tinggal, hingga komunitasnya,” kata Riyo saat ditemui di sela-sela peringatan hari AIDS sedunia di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (28/12/2015).

Tak hanya kepada para penderita, stigma juga bisa terjadi kepada keluarga penderita. Hal itu seperti pada kasus yang dialami seorang pelajar yang dikucilkan oleh teman-temannya akibat orangtuanya dinyatakan positif terjangkit HIV/AIDS.

Riyo mengaku stigma dari masyarakat masih menjadi persoalan bagi para ODHA. Sebagian masyarakat masih salah persepsi terkait HIV/AIDS. “Persepsi di masyarakat HIV itu penyakit. Padahal HIV itu suatu virus yang memudahkan penyakit menyerang tubuh ODHA. Jadi, HIV bukan penyakit. Ini yang sering membunuh ODHA,” ungkapnya.

Masih ada masyarakat yang belum mengerti terkait HIV/AIDS juga berdampak pada sulitnya sukarelawan menggelar sosialisasi. Riyo mengaku pernah ditolak ketika berencana menggelar sosialisasi bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten di suatu daerah.

Lantaran hal itu, Riyo berharap kedepan tak ada lagi diskriminasi kepada para ODHA. “Yang utama jangan mengucilkan orang yang positif HIV. Karena penularan HIV tidak semudah yang orang kira,” urai dia.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan temuan kasus HIV/AIDS di Klaten mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan hasil pendataan sejak 2007-November 2015 ada 363 ODHA dengan 48 orang meninggal dunia.

Cahyono berharap ke depan pemangku kepentingan dari masing-masing wilayah bisa ikut menyosialisasikan terkait HIV/AIDS. Hal itu sebagai bentuk pencegahan serta meminimalisasi diskriminasi kepada ODHA.

“Penularan HIV/AIDS itu tidak semudah yang dibayangkan selama ini. Kalau dikelompokkan itu ada tiga yakni melalui hubungan seks, kontak darah, serta transfusi virus dari ibu ke anak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya