SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (channelstv.com)

Kasus HIV/AIDS di Boyolali diperkirakan mencapai 1.000 penderita.

Solopos.com, BOYOLALI—Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali menilai data jumlah penderita HIV/AIDS di Boyolali yang disampaikan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Boyolali belum menggambarkan kondisi riil tentang peredaran penyakit tersebut di Kota Susu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kasus HIV/AIDS itu seperti gunung es. Hanya sedikit yang nampak di permukaan. Selain itu, berdasarkan data dari pemerintah pusat jumlah penderita HIV/AIDS di Boyolali mencapai 1% dari jumlah penduduk,” papar Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Boyolali, Ahmad Muzzayin, kepada solopos.com, Selasa (14/6/2016).

Jika jumlah penduduk Boyolali pada tahun 2016 mencapai 1 juta orang, dengan asusmsi 1% dari jumlah penduduk maka penderita HIV/AIDS bisa mencapai 1.000 orang. “Angka 285 orang yang terdata Komisi Penanggulangan HIV/AIDS itu masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan realitas yang ada di lapangan.”

Muzzayin menilai wajar jika masih banyak penderita HIV/AIDS yang belum terdata. Bisa jadi pasien tidak ingin penyakitnya diketahui orang lain karena mereka klhawatir akan mendapat stigma kurang baik dari masyarakat.

“Mereka khawatir akan dikucilkan, sulit mencari pekerjaan, dan lain – lain,” kata dia.

Selain itu ada dari sebagian penderita HIV/AIDS yang berobat ke luar daerah seperti Solo maupun ke kabupaten tetangga. Meski demikian, Dinkes Boyolali terus mengantisipasi menjangkitnya penyakit HIV/AIDS dengan melakuan sejumlah terobosoan di antaranya dengan memperluas jangkauan layanan penderita HIV/AIDS. Pada tahun 2019, semua puskesmas di Boyolali harus sudah bisa melayani pasien HIV/AIDS.

Saat ini pelayanan penyakut inveksi menular seksual (IMS) baru bisa dilayani di RSUD Pandanarang Boyolali, RSUD Banyudono, Puskesmas Boyolali I, Puskesmas Banyudono I, dan Puskesmas Ngemplak I.

Selain itu, Dinkes juga melakukan layanan visit yakni layanan konsultasi tes HIV yang dilakukan di RSUD Simo, Puskesmas Boyolali I, Ngemplak I, Nogosari I, dan Puskesmas Karanggede
Muzzayin menjelaskan, rata–rata penderita HIV/AIDS di Boyolali terdeteksi baik sehingga bisa diobati. Pada Awal 2016, di Boyolali muncul 26 kasus HIV dan 12 kasus AIDS. Penyakit ini menyerang semua kalangan mulai dari pekerja swasta, buruh, balita, anak, pelajar dan mahasiswa, sopir, PSK, pengguna tatto, pengamen, dan narapidana.

“Berdasarkan usia, penyakit ini paling banyak menyerang usia produktif 29 tahun hingga 30 tahun.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya