SOLOPOS.COM - CEK KESEHATAN--Anggota Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) Vagus Fakultas Kedokteran UNS menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan bagi pecinta alam, di kampus UNS, beberapa waktu lalu. (FOTO/Istimewa)

CEK KESEHATAN-Anggota Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) Vagus Fakultas Kedokteran UNS menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan bagi pecinta alam, di kampus UNS, beberapa waktu lalu. (FOTO/Istimewa)

Hal yang kerap diabaikan para pendaki saat akan mendaki gunung adalah cek kesehatan. Mereka umumnya menganggap remeh hal tersebut karena menilai fisiknya mampu atau dalam kondisi baik-baik saja.
Anggota Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) Vagus Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS), Yudi Purnama, mengatakan sebelum naik ke puncak gunung, pendaki sebaiknya mengenali kesehatan riwayat penyakit dan berolahraga teratur.
“Olahraga teratur minimal beberapa pekan sebelum pemberangkatan baik dilakukan agar kondisi fisik ketika berada di gunung tidak kaget. Tidak sedikit orang sehat yang naik ke gunung tiba-tiba bisa sakit saat di perjalanan atau puncak, apalagi mereka yang punya penyakit, kondisinya bisa tambah parah,” katanya kepada Espos, Senin (14/5).
Obat-obatan dasar juga diusahakan dibawa saat akan mendaki gunung. Di antaranya P3K, oralit sebagai pengganti cairan tubuh, obat antidiare, obat antibiotik dan antialergi.
“Obat selanjutnya disesuaikan dengan kondisi tubuh pendaki misal yang punya riwayat asma bisa membawa inhaler. Di gunung bisa terjadi apa saja, makanya harus persiapan,” katanya.
Petugas humas PMPA Vagus FK UNS, Jeanne Fransisca, menambahkan      walaupun kondisi fisik tampak baik-baik saja, pendaki sebaiknya melakukan cek atau pemeriksaan kesehatan ke dokter. Namun ada kalanya orang malas datang ke dokter. Karena itu, PMPA Vagus kerap bekerja sama dengan organisasi pencinta alam lainnya membantu memfasilitasi pemeriksaan kesehatan atau tes medis massal calon pendaki yang akan melakukan pendakian massal.
“Karena kami memiliki kemampuan lebih dalam bidang medis,  kami kerap diminta bantuan oleh mapala lain baik dari lingkungan UNS maupun di luar untuk melakukan pemeriksaan medis calon pendaki. Khusus sesama mapala, pemeriksaan medis gratis,” terangnya.
Dia mengatakan pemeriksaan medis yang dilakukan PMPA Vagus terhadap calon pendaki di antaranya wawancara untuk mengetahui riwayat kesehatan calon pendaki hingga tes fisik untuk menilai kebugaran. Riwayat kesehatan tidak hanya meliputi penyakit bawaan tapi juga kondisi terakhir calon pendaki seperti riwayat pernah jatuh kecelakaan maupun dalam tahap penyembuhan dan alergi.
Sementara tes fisik untuk mengetahui kondisi seseorang bugar atau tidak, dapat dilihat dari jogging.
“Tidak semua calon pendaki lolos tes medis. Kami kerap menyarankan orang untuk tidak mendaki biasanya dalam kondisi dia masih tahap penyembuhan, masih dipasang pen pada bagian tubuhnya karena ketika di gunung bisa mengalami ngilu atau nyeri sendi, asma berat juga kadang tidak disarankan untuk mendaki gunung. Kami hanya merekomendasikan, yang memutuskan panitia setempat,” katanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya