SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendukung upaya pemerintah daerah untuk menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP).

Ketua BPD Hipmi DIY, Lilik Syaiful Ahmad mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk menaikkan UMP.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pemerintah tentu sudah memiliki perhitungan untuk menaikkan UMP. Tapi, hendaknya pemerintah juga memikirkan untuk memberi keringanan terhadap pengusaha yang belum mampu menaikkan UMP karena kapasitas usahanya,” ujarnya saat dihubungi Harian Jogja, Jumat (4/11).

Menurut Lilik, hukum itu berlaku hitam putih, maka harus detail diatur dalam pasal tentang kebijakan dan keringanan pada pengusaha yang belum mampu.

“Agar semua bisa sama-sama berjalan. Pengusaha itu kan macam-macam, ada yang besar ada yang kecil baik kapasitas produksi, usaha maupun omzet mereka,” imbuhnya.

Terlepas dari pertimbangan tersebut, secara pribadi Lilik mengaku tidak keberatan jika UMP jadi dinaikkan.

“Bisa menyejahterakan karyawan itu kebahagiaan tersendiri,” ujarnya.

Hal senada diutarakan Ketua Hipmi Kota Jogja, Firmansyah Budi Prasetyo. Menurut dia para pengusaha pada dasarnya mendukung kebijakan pemerintah untuk menaikkan UMP. “Bagaimanapun kebijakan tersebut sudah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu,” ujarnya.

Namun ia juga berharap pemerintah melihat kondisi pengusaha, dan tidak asal pukul rata.

“Perlu diberikan pula kemudahan ataupun keringanan bagi pengusaha yg belum mampu membayar 100 persen UMP,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur DIY akhirnya menunda pengesahan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2012 senilai Rp 873.845 yang diusulkan Dewan Pengupahan. Rencananya, kenaikan UMP ditargetkan bisa segera disepakati sebelum akhir 2012.(Harian Jogja/Intaningrum)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Beromzet Rp100 Juta/Bulan, Pengusaha Hiasan Mahar Boyolali Akui Kekuatan Medsos

Beromzet Rp100 Juta/Bulan, Pengusaha Hiasan Mahar Boyolali Akui Kekuatan Medsos
author
Suharsih Kamis, 25 April 2024 - 14:53 WIB
share
SOLOPOS.COM - Karyawan My Memorist menata beberapa hiasan mahar di rumah produksi milik Ma'ruf Bin Husein di Desa/Kecamatan Teras, Boyolali, Kamis (25/4/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIPengusaha hiasan mahar pernikahan asal Dukuh Sidomulyo, Desa Teras, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Ma’ruf Bin Husein, mengakui kesuksesan bisnisnya hingga kini beromzet Rp100 juta/bulan, salah satunya karena kekuatan media sosial dan marketplace.

Hiasan mahar yang ia jual dengan merek My Memorist itu tak hanya laku di hampir seluruh kota se-Indonesia tapi juga hingga mancanegara. Terlebih, terdapat fitur siaran di marketplace sehingga banyak orang yang bisa menonton langsung produknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat awal membuka usaha, Ma’ruf lebih banyak memasarkan produknya lewat media sosial seperti Instagram dan Tiktok @my.memorist. Pada dua bulan pertama, belum ada pembeli hiasan mahar di tempatnya. Kemudian, setelah itu ada pembeli yang membutuhkan suplai aksesori mahar.

Pengusaha muda asal Teras, Boyolali, itu lantas bergabung di grup atau komunitas pembuat hiasan mahar dan menawarkan jasanya untuk menjadi supplier pembuatan ornamen nama dan sebagainya. Beriringan dengan itu, ia juga menjual mahar dan aksesori di marketplace.

Koran Solopos

Hiasan mahar My Memorist ada yang berbahan akrilik dan pollywood. Untuk hiasan mahar jadi di tempatnya dijual dengan harga Rp190.000-Rp1,7 juta per item.

“Dulu awal buka di Shopee, sekarang masif di Tiktok Shop, apalagi karena bisa live, kan. Kalau live, pelanggan bisa melihat barangnya pas siaran langsung. Pengiriman kami itu bisa sampai Taiwan, Singapura, Jepang, Malaysia, Korea. Mungkin karena banyak TKI [Tenaga Kerja Indonesia] di luar negeri,” jelas pria 30 tahun tersebut saat ditemui Solopos.com di rumah produksinya, Kamis (25/4/2024).

Pekerjakan Belasan Karyawan

Usaha yang dirintis Ma’ruf bisa dibilang butuh waktu tak terlalu lama untuk berkembang hingga meraup omzet fantastis. Ma’ruf mengaku merintis usaha hiasan mahar itu di rumahnya di Teras, Boyolali, pada 1 November 2021 lalu.

Emagazine Solopos

Ia mengawali usaha dengan mengubah bekas kandang kambing milik orang tuanya menjadi lokasi produksi hiasan mahar. Tak hanya membuat hiasan mahar, My Memorist juga menyuplai kebutuhan laser cutting ke perajin mahar dan memberdayakan reseller.

Ia menceritakan pada saat pandemi Covid-19 tahun 2021, saat menggarap tesis S2, ada banyak waktu kosong. Ma’ruf pun memulai bisnis dengan berjualan foto kado wisuda. Ia merasa masih perlu meng-upgrade usahanya. Dengan uang tabungan yang dikumpulkan, ia pun membeli mesin laser cutting pertamanya seharga Rp23 juta.

Sekarang, Ma’ruf sudah memiliki tiga mesin di rumah produksinya. Dari produksi sendiri, lambat laun Ma’ruf merasakan usahanya berkembang dan perlu merekrut karyawan. Beberapa teman dan tetangga pun akhirnya direkrut untuk menjadi karyawan.

Interaktif Solopos

Saat ini, My Memorist memiliki 15 karyawan dan yang terjauh berasal dari Magelang. Ma’ruf sengaja sebagian besar tetangga sekitar karena ingin memberdayakan pemuda di sekitar tempat tinggalnya. Ia mengatakan 13 dari 15 karyawannya adalah mantan karyawan pabrik.

Pemasaran produk My Memorist saat ini sudah meluas ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar negeri. Pada puncak orderan, My Memorist bisa mengirimkan 40 produk baik hiasan mahar dan aksesori dalam satu hari. Bahkan, pesanan untuk digunakan pada 2025-2026 juga sudah mulai masuk.

“Omzet kami dalam sebulan bisa di angka Rp100-an juta lebih [untuk usaha mahar dan aksesori]. Kado foto wisuda sudah tidak, karena kalau usaha kan yang marginnya tinggi,” kata dia.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Meski Berbahaya, Pengendara Motor Masih Nekat Lewati Jembatan Jurug A

Meski Berbahaya, Pengendara Motor Masih Nekat Lewati Jembatan Jurug A
author
Ahmad Mufid Aryono Kamis, 25 April 2024 - 14:51 WIB
share
SOLOPOS.COM - Pengendara motor nekat melewati Jembatan Jurug A yang kondisinya membahayakan karena lantainya berlubang, Kamis (25/4/2024). (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO– Meskipun saat ini kondisi Jembatan Jurug A membahayakan karena terdapat cukup banyak lubang, namun masih banyak pengendara motor yang nekat melintasinya. Efektivitas waktu tempuh menjadi alasannya.

Pantauan Solopos.com, Kamis (25/4/2024) pagi, jembatan yang dibangun sejak 1913 tersebut memang masih menjadi primadona terutama bagi warga yang hendak menuju ke Solo dari Kabupaten Karanganyar maupun sebaliknya. Terutama saat jam-jam berangkat dan pulang kerja, setidaknya ada puluhan kendaraan yang lalu-lalang melintasi jembatan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, di bagian ujung jalan sebelum memasuki jembatan sudah terpasang rambu-rambut lalu lintas bahwa hanya pesepeda dan pejalan kaki yang boleh melintas. Bahkan, di bagian ujung jembatan pun sebetulnya sudah ditutup dengan barrier semen.

Pelarangan motor untuk melintas pun sebetulnya bukan tanpa alasan. Mengingat kondisi lantai jembatan sepanjang 50 meter itu sudah penuh lubang yang menganga cukup besar di beberapa lokasi sehingga pengendara bisa melihat dengan jelas aliran Bengawan Solo. Solopos.com mencatat setidaknya ada 33 lubang dengan ukuran yang bervariasi dan beberapa lubang berusaha ditutup warga dengan karung pasir serta tumpukan kain goni.

Koran Solopos

Selain kerusakan lantai, kekuatan jembatan tersebut juga tampaknya mulai berkurang. Sebab, saat kendaraan roda dua melintas jembatan tersebut bergetar.

Salah satu warga yang melintasi jembatan tersebut, Sugiyanto, 60, mengaku alasannya lewat Jembatan Jurug A adalah untuk menghemat waktu tempuh dan menghindari keramaian.

Lantaran menurut dia jika dari arah timur atau Karanganyar, dirinya harus lewat bawah jembatan melewati jalan kampung atau memutar lewat bawah fly over Palur.

Emagazine Solopos

“Jan-jane ki yo wedhi, Mas, tapi ya piye ngirit wektu karo golek sek sepi. Nik seko etan kudu lewat kampung Jurug nik ra muter fly over Palur, ya kadohan, no! Terus nik seko kulon lewat jembatan sek anyar itu dalane rame” ungkapnya.

Tak berbeda dengan Sugiyanto, Guntoro, 44, juga setiap hari melintasi jembatan tersebut. Dia juga beralasan bahwa waktu tempuh yang singkat menjadi alasannya walaupun harus uji nyali ketika melewatinya.

“Lha mau gimana, waktu tempuhnya lebih cepat soalnya. Walaupun rasanya seperti uji nyali tapi Saya tekat. Jembatan ini kalau malam juga masih banyak yang lewat. Padahal penerangannya minim sekali jadi kalau tidak hari-hati bisa kejeblos itu,” ungkapnya.

Interaktif Solopos

Menurut pria asal Pucangsawit yang sehari-hari berdagang di dekat jembatan, mengatakan bahwa dulu itu sempat ada informasi bahwa jembatan tersebut akan diperbaiki. Namun hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan diperbaiki minimal dari segi lantai jembatannya.

“Saya harap bisa segera diperbaiki karena kondisinya cukup parah dan membahayakan. Dulu ada info mau direnov tapi sampai sekarang kok tidak ada tanda-tandanya,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo Joko Supriyanto menjelaskan bahwa status jembatan yang dibangun pada masa Paku Buwono X tersebut adalah milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sehingga pihaknya tidak bisa melakukan perbaikan atau renovasi lantaran bukan kewenangannya.



“Dulu sebetulnya jembatan ini rencananya mau dihibahkan oleh PUPR Pusat ke kami (DPUPR Solo) namun sampai sekarang prosesnya belum selesai. Kami juga belum ada informasi terkait rencana perbaikan,” terangnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (25/4/2024).

Pun jika akan diperbaiki, kata Joko, perlu mempertimbangkan aspek sejarah dan tidak boleh asal direnovasi. Lantaran menurutnya kemungkinan Jembatan Jurug A ini masuk ke kategori cagar budaya Solo.

Menurut Joko, sapaannya, mengimbau masyarakat terutama pengguna kendaraan bermotor untuk tidak melintasi jembatan tersebut. Lantaran menurutnya selain lantainya banyak lubang, secara kekuatan konstruksi juga sudah mengalami pelemahan sehingga membahayakan saat dilintasi.

“Usaha kami untuk mengimbau masyarakat agar tidak melewati jembatan tersebut juga sudah maksimal. Termasuk dengan membuat larangan melintas dengan barrier beton. Tapi oleh masyarakat justru dibuka, wes jan tenan pokoke,” ungkapnya.

Di sisi yang berbeda, Kepala Unit Penegakan Hukum Satlantas Polresta Solo, AKP Endang Tri Handayani, saat dihubungi Solopos.com, mengatakan pihaknya  sebetulnya melakukan patroli di sekitar kawasan Jembatan Jurug A. Namun saat patroli pihaknya tidak menemui pengendara yang melintas.

“Jadi karena kondisi jembatan sudah tidak layak dan membahayakan untuk dilalui kendaraan, makanya dipasang rambu lalu lintas dilarang kendaraan melintas dijalan tersebut dan sudah dipasang barrel gate permanen penutup jalan, Mas. Untuk anggota sat lantas sendiri sebetulnya melakukan patroli. Mungkin bisa jadi sewaktu anggota lantas Patroli tidak ditemukan hal tersebut,” katanya.

Endang membeberkan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi terkait waktu-waktu yang biasa digunakan pengendara motor untuk melintasi jembatan tersebut. Dan informasi tersebut akan disampaikan ke tim patroli.

“Nanti biar disampaikan ke patroli utk penindakan disana,”papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit
author
Rohmah Ermawati Kamis, 25 April 2024 - 14:50 WIB
share
SOLOPOS.COM - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), Sunarso, dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan BRI kuartal I, melalui Zoom Meeting, Kamis (25/4/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO–Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI), Sunarso, merespons langkah Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

Sunarso menguraikan di tengah ketidakpastian situasi global dan domestik, membuat bank sentral mengendalikan inflasi dan nilai tukar. Menurutnya, BI melakukan langkah yang tepat untuk menaikkan suku bunga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi menurut saya, ya sudah tepat. Kalau BI dalam rangka mengendalikan nilai tukar dan mengendalikan inflasi, mengambil langkah dengan cara merespons tantangan itu dengan menaikkan suku bunga,” terang Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan BRI kuartal I, melalui zoom meeting, pada Kamis (25/4/2024).

Koran Solopos

Dia mengaku bakal mengikuti kenaikan suku bunga tersebut. Sunarso menyebut keputusan untuk menaikkan suku bunga adalah keputusan yang logis dan rasional. Perbankan, lanjut dia, juga menghadapi tantangan inflasi dan juga mengendalikan fluktuasi nilai tukar.

“Kami nilai ini adalah keputusan yang didasarkan pada analitik yang rasional dan logic, maka kemudian bank di market itu mengikuti rasionalitas itu. Dan pasti sekarang dampaknya adalah bagaimana kami memikul beban yang disebabkan gejolak ini. Untuk tetap mempertahankan likuiditasnya di tengah kenaikan suku bunga,” kata dia.

Lebih lanjut, dia menyebut saat ini loan to deposit ratio (LDR) BRI di angka 83,38% hingga kuartal I 2024. Pihaknya juga mampu menunjukkan pertumbuhan kredit di atas 10%

Emagazine Solopos

“Itu artinya kredit masih tumbuh sementara likuiditas masih longgar dalam artian apa? Ya LDR-nya itu 83,38%. Kalau LDR berapa kira-kira mulai nervous? Menurut saya LDR itu akan optimal di kisaran 90% hingga 92%. Itu artinya itu tidak terlalu rendah tapi tidak terlalu tinggi. Kalau begitu dengan LDR 83,38%, menurut saya kami masih punya akses likuiditas yang bisa kami gunakan untuk menumbuhkan kredit itu,” ujarnya.

Sunarso menegaskan dengan mempertahankan likuiditas tersebut, tidak membuat BRI mengerem kredot. Pihaknya optimistis bisa mempertahankan pertumbuhan kredit di level double digit di tengah naiknya suku bunga.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories