SOLOPOS.COM - Prajurit TNI AD berbaris saat defile pasukan memperingati Hari Juang Kartika di Lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Ambarawa, Jateng, Kamis (15/12/2016). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

TNI menghentikan sementara kerja sama dengan Australia.

Solopos.com, JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memutuskan menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia. Langkah ini ditempuh karena Australia dituding telah menghina Pancasila.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota Komisi I DPR Dave Laksono mengatakan, langkah yang diambil pihak TNI sudah tepat.

“Kami mendukung penghentian kerja sama itu. Tentunya, pihak TNI telah melakukan kajian mendalam hingga sampai pada keputusan tersebut,” ujar Dave ketika dihubungi lewat ponselnya, Rabu (4/1/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, tidak boleh satu negara manapun di dunia menghina Pancasila sebagai ideologi bangsa. Selain itu, sudah seharusnya Australia menghargai Indonesia sebagai mitra yang sejajar dan tidak melecehkan tentara Indonesia yang melakukan latihan di sana.

Terkait insiden itu, Dave mengaku akan meminta penjelasan kepada Panglima TNI terkait dugaan pelecehan terhadap Pancasila.”Selesai reses nanti, pada rapat kerja masa sidang berikut, kami akan menanyakan bagaimana bentuk pelecehan tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya, Mabes TNI menyatakan seluruh kerja sama dengan Australia akan dikaji kembali, sebelum memutuskan berlanjut atau tidaknya hubungan kerja sama tersebut.

Kapuspen TNI, Mayor Jendeal Wuryanto, menyatakan Indonesia menangguhkan kerja sama militer karena alasan teknis tanpa memberi perincian. Namun, menurut sejumlah laporan, kerja sama ini ditangguhkan karena sikap tidak sopan yang ditampilkan oleh militer Australia.

Laporan media Australia mengatakan, materi ofensif itu ditemukan di Campbell Barracks, pangkalan militer yang berada di bagian barat Perth. Namun, pihak Campbell Barracks enggan memberi keterangan apapun mengenai hal itu.

Insiden bermula ketika pasukan komando Indonesia, Kopassus, sedang berlatih dengan pasukan komando Australia (Special Air Service) di salah satu fasilitas pelatihan militer di Perth.

Salah seorang instruktur Kopassus merasa ada salah satu unsur yang dipajang di fasilitas tersebut, yang menghina Indonesia.

Wuryanto enggan menjelaskan secara perinci mengenai laporan itu. Namun, dia tidak membantah bahwa insiden tersebut merupakan hal yang menyebabkan penundaan kerja sama militer kedua negara.

“Mungkin salah satunya seperti itu, tapi banyak hal-hal terkait yang harus disempurnakan untuk diperbaiki,” ujarnya.

Dia menambahkan, bahwa penundaan yang berlaku pada pertengahan Desember 2016 itu mencakup kerja sama di segala aspek, termasuk kerja sama teknis serta pelatihan militer antara kedua negara.

Belum diketahui sampai kapan pembekuan kerja sama ini akan dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya